‘’Akibatnya banyak petani yang mengalami kerugian,’’ ujarnya.
Selain banjir Bengawan Solo, lanjut mantan Kabag Kesra Setda Tuban itu, kerugian materiel terbanyak lainnya juga disumbang dari bencana tanah longsor. Akibatnya dibutuhkan penanganan lebih lanjut berupa pengadaan bronjong untuk mencegah longsor lebih parah. Nominal taksiran kerugian mencapai sekitar Rp 200 juta.
‘’Longsor terjadi di beberapa titik, seperti Desa Kenongosari, Kecamatan Soko, dan dua desa di Kecamatan Jatirogo,’’ bebernya.
Berikutnya, bencana yang juga menyebabkan kerugian cukup banyak adalah puting beliung. Kerugiannya ditaksir hingga Rp 62 juta.
‘’Lain-lain seperti pohon tumbang,’’ tandasnya. (fud/tok)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.
Page: 1 2
Aroma kehati-hatian terasa pekat di Gedung Thamrin. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar…
Pasar modal kembali memanas. PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)…
Dominasi New York di panggung finansial internasional kembali mendapat legitimasi. Kota berjuluk “The Capital of…
Bursa saham Indonesia kembali berguncang. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun 24,73 poin atau…
PT Hafar Daya Konstruksi (HDK) akhirnya buka suara. Perusahaan yang merupakan anak usaha PT Petrosea…
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan gejolak pasar keuangan yang belum reda, cadangan devisa Indonesia…