Lebih lanjut mantan kepala Bagian Kesra Setda Tuban itu mengatakan, banyaknya kekosongan kursi perades mengakibatkan pelayanan di desa kurang maksimal. Sebab, satu perangkat harus merangkap tugas perangkat lain yang sedang kosong.
‘’Idealnya, satu desa memiliki sembilan perangkat. Kalau satu saja tidak ada, pelayanan bisa pincang,’’ ujarnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kekosongan kursi perades di Tuban sekitar 139 jabatan dari 102 desa yang tersebar pada 20 keca matan. Rinciannya, 17 sekretaris desa, 38 kepala dusun, 17 kaur TU dan umum, 4 kaur keuangan, 10 kaur perencanaan, 9 kasi pemerintahan, 21 kasi kesejah teraan, serta 23 kasi pelayanan. (fud/tok)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.
Page: 1 2
Aroma kehati-hatian terasa pekat di Gedung Thamrin. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar…
Pasar modal kembali memanas. PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)…
Dominasi New York di panggung finansial internasional kembali mendapat legitimasi. Kota berjuluk “The Capital of…
Bursa saham Indonesia kembali berguncang. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun 24,73 poin atau…
PT Hafar Daya Konstruksi (HDK) akhirnya buka suara. Perusahaan yang merupakan anak usaha PT Petrosea…
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan gejolak pasar keuangan yang belum reda, cadangan devisa Indonesia…