Suwarno, warga lain desa setempat yang juga turut menjadi saksi mata penemuan mengatakan, ciri-ciri benda arkeologi bertuliskan huruf aksara Tionghoa, termasuk beberapa jenis koin yang bentuk tengahnya berlubang tersebut.
Jika ditimbang, kata dia, mungkin beratnya mencapai kurang lebih 200 kilogram (kg).
‘’Tapi sekarang tinggal sedikit,’’ ujarnya.
Dari ketiga benda yang ditemukan, lanjut S, yang tersisa sampai sekarang hanya koin saja.
Sementara dua benda lainnya, batu serupa batu bata merah dan kendi sudah hilang entah ke mana. Wartawan koran ini bersama perangkat desa beberapa hari ini mencoba mencari artefak yang hilang ke beberapa warga desa sekitar, namun hasilnya nihil. Tidak ada yang mengaku membawa benda dimaksud.
Aroma kehati-hatian terasa pekat di Gedung Thamrin. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar…
Pasar modal kembali memanas. PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)…
Dominasi New York di panggung finansial internasional kembali mendapat legitimasi. Kota berjuluk “The Capital of…
Bursa saham Indonesia kembali berguncang. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun 24,73 poin atau…
PT Hafar Daya Konstruksi (HDK) akhirnya buka suara. Perusahaan yang merupakan anak usaha PT Petrosea…
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan gejolak pasar keuangan yang belum reda, cadangan devisa Indonesia…