27.4 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

BMKG : Perlu Kajian Komprehensif Zona Sesar Geser Mirip Gempa Turki

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengatakan perlunya kajian yang lebih komprehensif mengenai zona sesar geser yang dianggap mirip dengan zona sesar gempa di Turki.

Dwikorita mengatakan gempa Turki mengingatkan bahwa sesar aktif dengan pergerakan geser mendatar atau strike-slip, dapat menyebabkan kejadian gempa katastrofi, dan gempa bumi yang kompleks.

“Perlu dilakukan kajian yang lebih komprehensif mengenai zona sesar geser tersebut di Indonesia. Misalnya ini yang mirip dengan apa yang ada di Turki yaitu sesar besar Sumatera atau The Great Sumatera Fault Zone, kemudian sesar Palu-Koro, sesar Matano, sesar Cimandiri, sesar Opak, sesar Gorontalo, sesar Sorong, sesar Tarera Aiduna, dan sesar Yapen,” ujar Dwikorita di Jakarta, Kamis.Menurut dia, masih cukup banyak sesar di Indonesia yang dipandang ada kemiripan dengan sesar yang ada di Turki setelah kejadian gempa magnitudo 7,8.

Baca Juga :  Getaran Gempa Di Daratan Tuban Nyaris Tak Terasa, Berpotensi Terjadi Susulan

BMKG: Perlu kajian komprehensif zona sesar geser mirip gempa Turki

Dwikorita mengimbau untuk waspada bahaya gempa akibat patahan multisegmen. Patahan itu terbagi-bagi menjadi beberapa blok atau beberapa segmen, dan bahkan patahan itu juga berdekatan dengan patahan yang lain.

Sehingga, tidak hanya patahan tunggal, tetapi ada patahan yang lain di sekitarnya. Gempa bumi di Turki dengan magnitudo 7,8 sanggup memecahkan seluruh segmen sesar Anatolia Timur.

Terdapat enam segmen dalam satu patahan Anatolia Timur tersebut, yaitu segmen Turkoglu, Golbasi, Yarpuzlu, Lakehazar dan Gorzali, dengan total panjang patahan anatolia Timur sepanjang 300 km.

“Fenomena ini memberikan peringatan bagi kita yang ada di untuk mewaspadai adanya potensi gempa multisegmen, bahkan bisa multifault ya yang sangat mungkin terjadi. Fenomena serupa pernah terjadi di Pulau Lombok tahun 2018 yang diguncang oleh lima gempa kuat dalam waktu 3 minggu dengan magnitudo 6,4; 7,0; 5,9; 6,2; dan 6,9,” kata Dwikorita. (*)

Baca Juga :  BNI Luncurkan E-Magazine dan Peta Mudik, Perjalanan Mudik Jadi Mudah

Sumber: ANTARA

Radartuban.jawapos.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengatakan perlunya kajian yang lebih komprehensif mengenai zona sesar geser yang dianggap mirip dengan zona sesar gempa di Turki.

Dwikorita mengatakan gempa Turki mengingatkan bahwa sesar aktif dengan pergerakan geser mendatar atau strike-slip, dapat menyebabkan kejadian gempa katastrofi, dan gempa bumi yang kompleks.

“Perlu dilakukan kajian yang lebih komprehensif mengenai zona sesar geser tersebut di Indonesia. Misalnya ini yang mirip dengan apa yang ada di Turki yaitu sesar besar Sumatera atau The Great Sumatera Fault Zone, kemudian sesar Palu-Koro, sesar Matano, sesar Cimandiri, sesar Opak, sesar Gorontalo, sesar Sorong, sesar Tarera Aiduna, dan sesar Yapen,” ujar Dwikorita di Jakarta, Kamis.Menurut dia, masih cukup banyak sesar di Indonesia yang dipandang ada kemiripan dengan sesar yang ada di Turki setelah kejadian gempa magnitudo 7,8.

Baca Juga :  Pemerintah Turunkan Status PMK Hewan Ternak dari Pandemi Menjadi Tertular

BMKG: Perlu kajian komprehensif zona sesar geser mirip gempa Turki

Dwikorita mengimbau untuk waspada bahaya gempa akibat patahan multisegmen. Patahan itu terbagi-bagi menjadi beberapa blok atau beberapa segmen, dan bahkan patahan itu juga berdekatan dengan patahan yang lain.

- Advertisement -

Sehingga, tidak hanya patahan tunggal, tetapi ada patahan yang lain di sekitarnya. Gempa bumi di Turki dengan magnitudo 7,8 sanggup memecahkan seluruh segmen sesar Anatolia Timur.

Terdapat enam segmen dalam satu patahan Anatolia Timur tersebut, yaitu segmen Turkoglu, Golbasi, Yarpuzlu, Lakehazar dan Gorzali, dengan total panjang patahan anatolia Timur sepanjang 300 km.

“Fenomena ini memberikan peringatan bagi kita yang ada di untuk mewaspadai adanya potensi gempa multisegmen, bahkan bisa multifault ya yang sangat mungkin terjadi. Fenomena serupa pernah terjadi di Pulau Lombok tahun 2018 yang diguncang oleh lima gempa kuat dalam waktu 3 minggu dengan magnitudo 6,4; 7,0; 5,9; 6,2; dan 6,9,” kata Dwikorita. (*)

Baca Juga :  Rp 3,6 M untuk Pembangunan Drainase Jalan Tuban-Merakurak

Sumber: ANTARA

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img