Radartuban.jawapos.com – Problem krusial kembali dihadapi petani Tuban memasuki panen raya padi pada akhir Februari hingga Maret. Problem yang rutin dihadapi setiap tahun adalah melimpahnya hasil panen padi yang memicu anjloknya harga gabah.
Zaenal, petani asal Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak mengatakan, merosotnya harga gabah sudah berlangsung sejak empat hari terakhir.
‘’Sekarang, harga gabah turun hingga Rp 4.600 per kg,’’ ujar dia yang kemudian membandingkan dengan harga gabah pada panen tahun lalu yang masih Rp 6 ribu per kg.
Dia mengungkapkan, turunnya harga gabah sangat disesalkan para petani di desanya. Menurut Zaenal, jika dihitung-hitung, harga gabah sekarang ini meru gikan petani yang mengeluarkan biaya operasional yang cukup besar saat musim tanam.
‘’Panen raya yang seharusnya untung malah buntung,’’ ungkap dia yang kemudian membeberkan mahalnya biaya bibit, pembelian pupuk, obat-obatan, hingga tenaga penggarap sawah.
Hal senada disampaikan Cipto, petani Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu. Dia mengungkapkan, turun dras tisnya harga gabah pada panen raya tidak sebanding dengan biaya operasional.
Dia terang-terangan menyebut kondisi ini membuat petani kian terpuruk. Terlebih, biaya produksi tiap tahun naik.
Radartuban.jawapos.com – Problem krusial kembali dihadapi petani Tuban memasuki panen raya padi pada akhir Februari hingga Maret. Problem yang rutin dihadapi setiap tahun adalah melimpahnya hasil panen padi yang memicu anjloknya harga gabah.
Zaenal, petani asal Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak mengatakan, merosotnya harga gabah sudah berlangsung sejak empat hari terakhir.
‘’Sekarang, harga gabah turun hingga Rp 4.600 per kg,’’ ujar dia yang kemudian membandingkan dengan harga gabah pada panen tahun lalu yang masih Rp 6 ribu per kg.
Dia mengungkapkan, turunnya harga gabah sangat disesalkan para petani di desanya. Menurut Zaenal, jika dihitung-hitung, harga gabah sekarang ini meru gikan petani yang mengeluarkan biaya operasional yang cukup besar saat musim tanam.
‘’Panen raya yang seharusnya untung malah buntung,’’ ungkap dia yang kemudian membeberkan mahalnya biaya bibit, pembelian pupuk, obat-obatan, hingga tenaga penggarap sawah.
- Advertisement -
Hal senada disampaikan Cipto, petani Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu. Dia mengungkapkan, turun dras tisnya harga gabah pada panen raya tidak sebanding dengan biaya operasional.
Dia terang-terangan menyebut kondisi ini membuat petani kian terpuruk. Terlebih, biaya produksi tiap tahun naik.