Radartuban.jawapos.com – Sejauh ini, kontraktor lokal sepertinya belum mampu bersaing dengan kontraktor luar Tuban dalam mengerjakan proyek-proyek besar. Faktanya, proyek dengan anggaran puluhan hingga ratusan miliar masih didominasi rekanan dari luar.
Revitalisasi Alun-alun, Rest Area, dan GOR Rangga Jaya Anoraga, contohnya. Ketiga mega proyak tahun anggaran 2022 itu dikuasai kontraktor “asing”. Revitalisasi Alun-Alun Tuban dengan anggaran Rp 1,9 miliar dikerjakan oleh CV Bhaskara Djaya.
Selanjutnya, Rest Area tahap satu dikerjakan CV Karya Nasila Teknik dengan pagu Rp 8,3 miliar dan tahap dua pagu Rp 1,9 miliar dikerjakan CV Purnama. Sedangkan GOR dikerjakan CV Bram Konstruksi dengan total anggaran Rp 9 miliar. Kesemuanya merupakan rekanan asal Surabaya.
Lantas, apakah tahun ini akan kembali terulang. Proyek-proyek besar kembali dimenangkan rekanan dari luar Kota Legen? Kepala Bagian Pengadaan Barang Jasa dan Administrasi Pembangunan Setda Tuban Anton Tri Laksono memastikan bahwa dalam lelang tidak ada jaminan siapa yang bakal memenangkan proyek.
Pasalnya, lelang dilaksanakan secara terbuka. Sehingga siapa saja bisa melakukan penawaran dan berpotensi memenangkan lelang.
‘’Jangkauan LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) itu mencakup nasional. Jadi, lelang bisa diikuti oleh kontraktor dari seluruh Indonesia,’’ katanya.
Disadari Anton, lelang terbuka ini menjadikan persaingan semakin ketat. Setiap rekanan memiliki kesempatan sama untuk memenangkan tender, baik kontraktor lokal maupun luar Tuban. Dan harus diakui, rata-rata rekanan lokal kalah bersaing dalam memenangkan proyek-proyek besar.
‘’Rekanan yang memenangkan lelang tidak ditentukan apakah kontraktor lokal atau tidak. Kontraktor dari mana pun bisa memenangkan lelang asal memenuhi kualifikasi yang ditetapkan,’’ ujarnya.