Radartuban.jawapos.com – Warga Desa Bunut, Kecamatan Widang “terbelah” menyusul penahanan Kepala Desa (Kades) Budi Utomo oleh Kejaksaaan Negeri (Kejari) Tuban.
Setelah Sabtu (29/4) lalu puluhan warga yang kontra menggelar syukuran atas penahanan kades. Kemarin (2/5), giliran warga yang pro terhadap kades memberikan aksi balasan dengan menggeruduk Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tuban. Puluhan warga itu datang untuk memberikan dukungan moril terhadap kades.
‘’Aksi ini bentuk simpati warga Desa Bunut terhadap kades kami (Budi, red),’’ ujar Kenda Arosit, salah satu warga Desa Bunut dalam aksi tersebut.
Ditegaskan Ken—sapaan akrab Kenda Arosit—aksi menggeruduk pakunjaran ini sekaligus menjadi bukti bahwa tidak semua warga Desa Bunut puas, senang, apalagi bersyukur atas penahanan Budi, sebagaimana puluhan warga yang menggelar syukuran beberapa hari lalu.
Dia dan rombongannya meyakini, kades nonaktif berusia 41 tahun itu tidak bersalah dan tidak terlibat kasus korupsi anggaran pendapatan belanja desa (APBDes) setempat sebagaimana disangkakan Kejari Tuban.
Menurutnya, warga Desa Bunut yang menyambangi Lapas Tuban ini hanya sebagian saja. Artinya, masih lebih banyak warga yang pro terhadap kades.
‘’Warga Desa Bunut lainnya tak sedikit berdatangan ke rumah kades kami. Jadi, informasi atau berita yang menyebut semua warga Desa Bunut senang dan bersyukur atas penahanan kades kami, itu amat tidak benar,’’ tandasnya.
Setelah sekian waktu berada di depan Lapas dan tidak diberikan izin membesuk tersangka, tak beberapa lama massa membubarkan diri.
Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kepala Sub Seksi Registrasi dan Bimbingan Kemasyarakatan Lapas Tuban Mukhlis Nur Alfian mengemukakan, pihaknya terpaksa belum bisa meluluskan niat puluhan warga Desa Bunut yang ingin membesuk Budi.
‘’Saat ini yang bersangkutan (Budi Utomo, Red) sedang menjalani masa pengenalan lingkungan (mapenaling),’’ kata Mukhlis.