Radartuban.jawapos.com– ‘’Lokasi Terminal Jatirogo tidak strategis,’’ ujar Muhammad Bakri, salah satu sopir bus trayek Jatirogo—Bojonegoro. Tidak strategisnya pangkalan kendaraan bermotor umum yang dibangun Pemkab Tuban pada 1996 tersebut, kata dia, menyebabkan sejawatnya dan penumpang ogah singgah di terminal.
Pernyataan tersebut disampaikan Bakri kepada Jawa Pos Radar Tuban yang menemuinya di pangkalan area sekitar kantor Kecamatan Jatirogo kemarin (15/5).
Menurut Bakri, idealnya Terminal Jatirogo berlokasi di tepi jalan raya Jatirogo—Sale atau area sekitar kantor Kecamatan Jatirogo yang merupakan jalur vital sekaligus pusat keramaian. Bukan di jalan raya Jatirogo—Bulu.
Karena terminal tempatnya tidak strategis, lanjut dia, dirinya dan pengemudi bus lain memilih mangkal di simpang jalan raya Jatirogo—Sale dan Jatirogo—Bulu.
‘’Tempat ini lebih dekat dengan keramaian. Lebih enak dijangkau bus dan penumpang,’’ tutur warga Desa/Kecamatan Trucuk, Bojonegoro itu.
Alasan pengemudi bus mangkal di luar terminal dimaklumi Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Jatirogo Karnoto. Dia mengakui lokasi Terminal Jatirogo kurang strategis.
Namun demikian, kata dia, sepinya terminal bukan sepenuhnya dipicu tidak strategisnya lokasi Terminal Jatirogo. Karnoto mengungkapkan, sebelum 2015, Terminal Jatirogo selalu ramai disinggahi bus dan penumpang.
Radartuban.jawapos.com– ‘’Lokasi Terminal Jatirogo tidak strategis,’’ ujar Muhammad Bakri, salah satu sopir bus trayek Jatirogo—Bojonegoro. Tidak strategisnya pangkalan kendaraan bermotor umum yang dibangun Pemkab Tuban pada 1996 tersebut, kata dia, menyebabkan sejawatnya dan penumpang ogah singgah di terminal.
Pernyataan tersebut disampaikan Bakri kepada Jawa Pos Radar Tuban yang menemuinya di pangkalan area sekitar kantor Kecamatan Jatirogo kemarin (15/5).
Menurut Bakri, idealnya Terminal Jatirogo berlokasi di tepi jalan raya Jatirogo—Sale atau area sekitar kantor Kecamatan Jatirogo yang merupakan jalur vital sekaligus pusat keramaian. Bukan di jalan raya Jatirogo—Bulu.
Karena terminal tempatnya tidak strategis, lanjut dia, dirinya dan pengemudi bus lain memilih mangkal di simpang jalan raya Jatirogo—Sale dan Jatirogo—Bulu.
‘’Tempat ini lebih dekat dengan keramaian. Lebih enak dijangkau bus dan penumpang,’’ tutur warga Desa/Kecamatan Trucuk, Bojonegoro itu.
- Advertisement -
Alasan pengemudi bus mangkal di luar terminal dimaklumi Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Jatirogo Karnoto. Dia mengakui lokasi Terminal Jatirogo kurang strategis.
Namun demikian, kata dia, sepinya terminal bukan sepenuhnya dipicu tidak strategisnya lokasi Terminal Jatirogo. Karnoto mengungkapkan, sebelum 2015, Terminal Jatirogo selalu ramai disinggahi bus dan penumpang.