TUBAN, Radar Tuban – Nasib fasilitas penerangan jalan umum (PJU) di Tuban tak sebaik jalan yang diteranginya tiap malam. Tahun lalu, mengucur dana pemeliharaan dan perawatan yang mencapai miliaran rupiah dari provinsi maupun kabupaten. Tidak demikian halnya dengan PJU. Utamanya jalan poros desa dan kecamatan.
Kepada Jawa Pos Radar Tuban, Ahmad Lilik, salah satu warga Desa/Kecamatan Rengel menyayangkan PJU yang terpasang sepanjang jalan raya Rengel—Soko banyak yang mati. Utamanya di ruas jalan yang masuk wilayah Desa Maibit, Kecamatan Rengel. Praktis, jalanan yang diapit persawahan tersebut gelap setiap malam.
”Beberapa PJU yang hidup justru terhalang rimbunnya pohon,” ujarnya saat dihubungi kemarin (6/2). Ahmad sapaannya berharap instansi terkait segera merespons.
Menurutnya, PJU yang menyala tak kalah penting. Itu karena penyebab kecelakaan lalu lintas bukan hanya jalan yang rusak, namun juga jalan yang gelap.
”Jalan berlubang tidak kelihatan jelas jika mengandalkan lampu kendaraan saja,” tuturnya.
Terlebih, kata pemilik warung kopi di Pasar Rengel ini, di sepanjang jalan provinsi tersebut bertebaran lubang.
Pria 39 tahun ini berharap problem tersebut segera dirampungkan. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Penerangan Jalan Umum Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLH Hub) Tuban Sumarno mengatakan, pihaknya telah berkali-kali mendapat keluhan masyarakat terkait PJU di sepanjang raya tersebut. Namun, dia mengungkapkan, PJU bertenaga surya yang terpasang di sepanjang jalan raya Rengel—Soko tersebut bukan otoritasnya. ”Milik provinsi, seperti status jalannya,” terangnya.
Karena status kepemilikan tersebut, Marno sapaan akrabnya mengatakan, pihaknya sangat kerepotan terkait perawatan dan pemeliharaannya. Lebih lanjut pejabat asal Sidoarjo ini mengemukakan, PJU tenaga surya tersebut sudah lama mati. Kali pertama terpasang pada 2015 silam, PJU tersebut hanya menyala sekitar empat hingga lima bulan saja.
Berdasar catatan Marno, PJU bertenaga surya milik provinsi yang terpasang di sepanjang jalan raya Pakah hingga Ponco tersebut jumlahnya 58 unit. Sampai hari ini, hanya menyala sembilan unit saja. Kenyataan tersebut membuatnya miris. Terkait kematian PJU tersebut, kata dia, Pemkab Tuban sudah berkali-kali mengirim usulan perbaikan ke Provinsi Jawa Timur, namun tidak direspons.
”Sampai akhirnya pada 2020 lalu pemkab memasang PJU sendiri,” tuturnya.
Mantan kepala bidang kebersihan dan pertamanan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (DPRKP) Tuban ini mengatakan, pada 2020, pemkab memasang 47 unit PJU. Namun, jangkauannya tidak sejauh PJU provinsi. Itu karena sarana penerangan jalan tersebut hanya dipasang mulai Pakah hingga Plumpang saja.
Apa solusi konkret terkait PJU yang mati? Apakah Pemkab Tuban memasang sendiri PJU? Menanggapi pertanyaan tersebut, Marno menyatakan akan kembali berkirim surat ke provinsi.
Pejabat yang tinggal di Perumahan Tasikmadu, Palang ini melanjutkan, selain mengusulkan perbaikan PJU, pihaknya akan mencoba meminta provinsi menghibahkan PJU tersebut ke Pemkab Tuban. Setelah dilimpahkan, menurut dia, pemkab lebih leluasa memperbaikinya. (sab/ds)