Radartuban.jawapos.com – Lebaran sudah berlalu. Namun, beberapa hari ini harga telur malah merangkak naik. Kenaikannya pun tak tanggung-tanggung. Per kilogram (kg) mencapai Rp 32 ribu. Padahal, paling mahal biasanya Rp 28-30 ribu per kg. Jika per kg rata-rata berisi 16 butir, maka per butir telur kini harganya Rp 2 ribu.
‘’Baru kali ini harganya Rp 30 ribu lebih,’’ kata Rofiqoh, warga Desa Sekardadi, Kecamatan Jenu selepas dari pasar tradisonal desa setempat kemarin (18/5).
Sebagai pengusaha jajanan kuliner berbahan dasar telur, kenaikan harga yang mencapai Rp 32 ribu per kg ini membuatnya gelisah. Sebab, dia harus mengatur sedemikian rupa komposisi telur yang di gunakan agar tidak merugi.
‘’Kenaikannya terlampau tinggi, sehingga sulit sekali mengaturnya. Sementara jika ukurannya (jajanan, Red) dikurangi juga repot,’’ ujarnya.
Jika harga telur tak kunjung stabil, Rofiqoh khawatir usahanya bakal tertanggung. Karenanya, besar harapan ada intervensi dari instansi/lembaga terkait agar harga telur cepat stabil.
‘’Minimal harganya tidak lebih dari Rp 30 ribu per kg,’’ harapannya.
Terpisah, salah satu pedagang toko kelontong di Kelurahan Mondokan, Kecamatan Tuban, Lilis mengakui bahwa harga telur memang mengalami kenaikan. Namun, kata dia, sejauh ini masih fluktuatif.
‘’Naik turun, kadang Rp 32 ribu per kg, kadang Rp 31 ribu, kadang juga Rp 30 ribu. Tapi yang jelas memang naik,’’ ka tanya.