TUBAN, Radar Tuban – Produksi tembakau di Tuban cukup besar. Setahun, rata-rata produksi bahan baku rokok tersebut mencapai 20 ribu ton lebih.
Pada 2021, misalnya, total produksi 20.768 ton. Angka produksi ini berpotensi lebih besar jika seluruh kecamatan ikut menyumbangkan. Sebab, dari 20 kecamatan di Bumi
Tuban hanya 9 kecamatan yang memiliki tanaman tembakau.
Kepala Bidang (Kabid) Penyuluhan dan Prasarana Pertanian Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Tuban Sri Yuniati mengatakan, dari delapan kecamatan yang produksi tembakau, terbesar dihasilkan Kecamatan Senori. Totalnya 7.119 ton per tahun. Disusul Kecamatan Soko 5.041 ton, Grabagan 3.476 ton, Semanding 2.736 ton, Plumpang 880 ton, Kerek 780 ton, Singgahan 600 ton, dan Parengan 135 ton.
‘’Itu merupakan produksi daun basah,’’ ujarnya menjawab pertanyaan Jawa Pos
Radar Tuban.
Menurut dia, produksi tersebut berpotensi dikembangkan. Apalagi, jika mengacu data rekapitulasi Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Tuban, total produksi
selama 2021 hanya dihasilkan dari lahan seluas 1.781 hektare. Dari luas tersebut yang bertahan hingga panen hanya 1.667 hektare.
‘’Padahal, potensi luas tanaman tembakau di Tuban bisa sampai 3.341 hektare,’’ ujar Yun, sapaan akrabnya.
Belum maksimalnya produktivitas tanam tembakau, lanjut dia, disebabkan banyak hal. Salah satunya pada awal 2021 lalu banyak petani tembakau yang gagal tanam. Pemicunya, petani salah prediksi. Mei yang seharusnya masuk musim kemarau justru sering turun hujan.
Itu yang menjadi penyebab banyak tanaman rusak dan petani tembakau beralih tanam kangkung. Belum lagi pada pertengahan 2021 harga tembakau sempat turun. Itu memengaruhi produksi tembakau di Tuban.
Ke mana produksi tembakau di Tuban disetorkan? Selama ini, tembakau Tuban disetorkan di dua kota. Tembakau basah dikirim ke Temanggung, Jateng dan tembakau
rajangan ke Bojonegoro. (fud/ds)