RADAR TUBAN – Jembatan Glendeng resmi ditutup total, Kamis (3/9/2023). Menjelang penutupan jembatan yang melintasi Bengawan Solo yang menghubungkan wilayah Tuban dan Bojonegoro tersebut, banjir keluhan masyarakat.
Mereka di hadapan mereka terbayang jauhnya melewati Jembatan Kali Ketek—jalur alternatif penghubung Tuban-Bojonegoro.
“Semula kurang lebih lima menit, kini harus memutar dengan jarak tempuh kurang lebih 20-30 menit. Benar-benar berat di ongkos,” ujar Saifudin, pengemudi travel yang tinggal di Desa Sandingrowo, Kecamatan Soko, Tuban itu.
Kepada Jawa Pos Radar Tuban, dia mengaku setiap hari pulang-pergi dari Tuban-Bojonegoro. Saifudin merupakan satu dari ribuan masyarakat di Tuban dan Bojonegoro yang setiap hari bergantung dari infrastruktur Jembatan Glendeng untuk mobile. Mereka tidak hanya pekerja, namun juga pelajar.
Sofiullah, warga lain, menambahkan, bisa saja warga memanfaatkan perahu tambang untuk menyeberang. Opsi memperpendek jarak tempuh tersebut berisiko keselamatan. Itu karena fasilitas keselamatan perahu tambang sangat minimal.
“Sekarang ini, masyarakat tinggal memilih, jalur alternatif yang jarahnya sangat jauh atau perahu yang menanggung risiko besar,” ujar warga Desa Sokosari, Kecamatan Soko, Tuban. (fud/tok)
RADAR TUBAN – Jembatan Glendeng resmi ditutup total, Kamis (3/9/2023). Menjelang penutupan jembatan yang melintasi Bengawan Solo yang menghubungkan wilayah Tuban dan Bojonegoro tersebut, banjir keluhan masyarakat.
Mereka di hadapan mereka terbayang jauhnya melewati Jembatan Kali Ketek—jalur alternatif penghubung Tuban-Bojonegoro.
“Semula kurang lebih lima menit, kini harus memutar dengan jarak tempuh kurang lebih 20-30 menit. Benar-benar berat di ongkos,” ujar Saifudin, pengemudi travel yang tinggal di Desa Sandingrowo, Kecamatan Soko, Tuban itu.
Kepada Jawa Pos Radar Tuban, dia mengaku setiap hari pulang-pergi dari Tuban-Bojonegoro. Saifudin merupakan satu dari ribuan masyarakat di Tuban dan Bojonegoro yang setiap hari bergantung dari infrastruktur Jembatan Glendeng untuk mobile. Mereka tidak hanya pekerja, namun juga pelajar.
Sofiullah, warga lain, menambahkan, bisa saja warga memanfaatkan perahu tambang untuk menyeberang. Opsi memperpendek jarak tempuh tersebut berisiko keselamatan. Itu karena fasilitas keselamatan perahu tambang sangat minimal.
- Advertisement -
“Sekarang ini, masyarakat tinggal memilih, jalur alternatif yang jarahnya sangat jauh atau perahu yang menanggung risiko besar,” ujar warga Desa Sokosari, Kecamatan Soko, Tuban. (fud/tok)