30.7 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Akurasi Mesin Scanner Seleksi Perades Diragukan, Hasilnya Berubah Saat Discan Ulang

spot_img

RADAR TUBAN – Selain banyak mesin scanner yang ngadat. Sejumlah peserta seleksi perangkat desa (perades) serentak yang digelar Rabu (9/8) lalu, juga meragukan keakurasian hasil koreksi mesin pemindai lembar jawaban komputer (LJK) tersebut.

Informasi yang diterima Jawa Pos Radar Tuban, beberapa desa sempat melakukan trial koreksi hingga dua kali untuk memastikan keakurasian piranti scanner yang disediakan pihak ketiga— Universitas Airlangga (Unair) tersebut.

Hasilnya, ada beberapa yang tidak akurat. Bahkan, ada sebagian peserta yang mendapat nilai tertinggi terpaksa dianulir setelah di-scan dua kali. Sebab, nilai hasil scan yang kedua tidak sama dengan scan yang pertama.

Contoh kasus itu terjadi di Desa Klotok, Kecamatan Plumpang. Peserta yang semula mendapat peringkat pertama dari dua lowongan: kasi pelayanan dan kaur keuangan, terpaksa dianulir setelah dilakukan scanner kedua. Sebab, pada koreksi yang pertama ada kesalahan. Lembar jawaban tidak terbaca secara penuh, sehingga hasilnya tidak akurat.

Kepala Desa Klotok Hartoyo membenarkan ihwal informasi kesalahan koreksi menggunakan scanner tersebut. Alhasil, koreksi dilakukan dua kali. Dan hasilnya berubah.

Baca Juga :  Biro Humas Setdaprov Siap Perkuat Jalinan Kerja Sama dengan Radar Tuban

Diduga, pemicu gagalnya mesin scanner dalam membaca lembar jawaban tersebut, karena pengarsiran kolom jawaban kurang tebal.

‘’Hasil scanner pertama formasi lowongan kasi pelayanan, nilai tertinggi atas nama Maria Ulfa. Setelah discanner lagi, ternyata nilai tertinggi atas nama Asad Sauri,’’ ujarnya membenarkan kesalahan mesin scanner membaca LJK.

Begitu juga pada formasi lowongan kaur keuangan, lanjut Hartoyo, juga terjadi perubahan nilai tertinggi setelah dilakukan scan ulang.

Pada scan kedua menggunakan mesin scanner dari Kecamatan Rengel. Sebab, saat itu mesin scanner dari di Kecamatan Plumpang sudah dibawa ke Kecamatan Palang menyusul mesin scanner di kecamatan setempat ngadat.

‘’Awalnya peserta protes. Meminta di-scan ulang. Setelah discan ulang, ternyata hasilnya juga berubah,’’ bebernya.

Meski demikian, tegas Hartoyo, seleksi di desanya berjalan lancar. Tidak ada yang berencana menggugat. Sebab, proses anulir dilakukan sebelum diumumkan.

Baca Juga :  Tiga Bulan Lagi Kadisdik Pensiun, Lelang Jabatan Berpotensi Kembali Digelar

‘’Berbeda dengan Desa Jamprong, Kecamatan Kenduruan. Jadi, tidak sampai ada peserta yang mempermasalahkan,’’ klaimnya.

Selain Desa Klotok. Scanner ulang juga terjadi di Desa Gesikan, Kecamatan Grabagan. Bahkan, LJK terpaksa scanner hingga empat kali. Sebab, mesin scanner tidak bisa membaca.

‘’Selama empat kali, hasilnya pun beda-beda,’’ ungkap salah satu peserta seleksi yang enggan disebutkan namanya.

Hingga berita ini ditulis tadi malam, salah satu tim dari Airlangga Assesment Center (AAC) Erna Setijaningrum yang dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban tak kunjung memberikan tanggapan. Ketika dikonfirmasi via pesan WA, pihaknya hanya memberikan jawaban: meminta wartawan koran ini menunggu jawaban dari Ketua AAC Unair, yakni Nurul Hartini.

‘’Agar pemberitaan komprehensif dan objektif, monggo bisa langsung ke Prof. Nurul, akan saya sampaikan ke beliau,’’ ujarnya.

Hanya saja, hingga berita ini selesai diketik pukul 20.00, belum ada jawaban lebih lanjut dari pihak AAC Unair. (fud/tok)

RADAR TUBAN – Selain banyak mesin scanner yang ngadat. Sejumlah peserta seleksi perangkat desa (perades) serentak yang digelar Rabu (9/8) lalu, juga meragukan keakurasian hasil koreksi mesin pemindai lembar jawaban komputer (LJK) tersebut.

Informasi yang diterima Jawa Pos Radar Tuban, beberapa desa sempat melakukan trial koreksi hingga dua kali untuk memastikan keakurasian piranti scanner yang disediakan pihak ketiga— Universitas Airlangga (Unair) tersebut.

Hasilnya, ada beberapa yang tidak akurat. Bahkan, ada sebagian peserta yang mendapat nilai tertinggi terpaksa dianulir setelah di-scan dua kali. Sebab, nilai hasil scan yang kedua tidak sama dengan scan yang pertama.

Contoh kasus itu terjadi di Desa Klotok, Kecamatan Plumpang. Peserta yang semula mendapat peringkat pertama dari dua lowongan: kasi pelayanan dan kaur keuangan, terpaksa dianulir setelah dilakukan scanner kedua. Sebab, pada koreksi yang pertama ada kesalahan. Lembar jawaban tidak terbaca secara penuh, sehingga hasilnya tidak akurat.

Kepala Desa Klotok Hartoyo membenarkan ihwal informasi kesalahan koreksi menggunakan scanner tersebut. Alhasil, koreksi dilakukan dua kali. Dan hasilnya berubah.

- Advertisement -
Baca Juga :  Tiga Bulan Lagi Kadisdik Pensiun, Lelang Jabatan Berpotensi Kembali Digelar

Diduga, pemicu gagalnya mesin scanner dalam membaca lembar jawaban tersebut, karena pengarsiran kolom jawaban kurang tebal.

‘’Hasil scanner pertama formasi lowongan kasi pelayanan, nilai tertinggi atas nama Maria Ulfa. Setelah discanner lagi, ternyata nilai tertinggi atas nama Asad Sauri,’’ ujarnya membenarkan kesalahan mesin scanner membaca LJK.

Begitu juga pada formasi lowongan kaur keuangan, lanjut Hartoyo, juga terjadi perubahan nilai tertinggi setelah dilakukan scan ulang.

Pada scan kedua menggunakan mesin scanner dari Kecamatan Rengel. Sebab, saat itu mesin scanner dari di Kecamatan Plumpang sudah dibawa ke Kecamatan Palang menyusul mesin scanner di kecamatan setempat ngadat.

‘’Awalnya peserta protes. Meminta di-scan ulang. Setelah discan ulang, ternyata hasilnya juga berubah,’’ bebernya.

Meski demikian, tegas Hartoyo, seleksi di desanya berjalan lancar. Tidak ada yang berencana menggugat. Sebab, proses anulir dilakukan sebelum diumumkan.

Baca Juga :  Tingkatkan Prestasi dan Bangun Karakter Religi Siswa

‘’Berbeda dengan Desa Jamprong, Kecamatan Kenduruan. Jadi, tidak sampai ada peserta yang mempermasalahkan,’’ klaimnya.

Selain Desa Klotok. Scanner ulang juga terjadi di Desa Gesikan, Kecamatan Grabagan. Bahkan, LJK terpaksa scanner hingga empat kali. Sebab, mesin scanner tidak bisa membaca.

‘’Selama empat kali, hasilnya pun beda-beda,’’ ungkap salah satu peserta seleksi yang enggan disebutkan namanya.

Hingga berita ini ditulis tadi malam, salah satu tim dari Airlangga Assesment Center (AAC) Erna Setijaningrum yang dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban tak kunjung memberikan tanggapan. Ketika dikonfirmasi via pesan WA, pihaknya hanya memberikan jawaban: meminta wartawan koran ini menunggu jawaban dari Ketua AAC Unair, yakni Nurul Hartini.

‘’Agar pemberitaan komprehensif dan objektif, monggo bisa langsung ke Prof. Nurul, akan saya sampaikan ke beliau,’’ ujarnya.

Hanya saja, hingga berita ini selesai diketik pukul 20.00, belum ada jawaban lebih lanjut dari pihak AAC Unair. (fud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img