RADAR TUBAN – Menanggapi tindakan represif yang diduga dilakukan oleh oknum aparat kepolisian, Kapolres Tuban AKBP Suryono saat wawancara bersama awak media membantah ihwal aksi kekerasan yang dilakukan oleh anggotanya. Termasuk dugaan pelecehan terhadap aktivis perempuan.
Menurut Suryono, anggotanya hanya mengamankan aksi mahasiswa yang ngotot ingin bertemu bupati.
‘’Sudah saya sampaikan, bahkan kepada ketua cabangnya untuk tahan dulu (menemui bupati, Red), karena bupati sedang rapat paripurna, jadi harusnya menunggu selesai dulu,’’ bebernya.
Terkait tindakan represif hingga dugaan pelecehan yang diduga dilakukan oleh oknum anggotanya, mantan Kapolres Madiun Kota itu menegaskan bahwa tidak ada tindakan kekerasan maupun pelecehan seksual yang dilakukan anggotanya saat melakukan pengamanan.
‘’Kalau namanya ramai-ramai, kesenggol itu wajarlah, kalau kesenggol lalu dikatakan pelecehan seksual, ya jangan jangan dibesar-besarkanlah,’’ katanya.
Meski demikian, tegas perwira melati dua itu, jika nanti dugaan itu (kekerasan hingga pelecehan seksual) benar adanya, maka pihaknya tidak segan-segan akan memproses anggotanya yang bersalah.
‘’Kalau nanti ada anggota yang terbukti melakukan tindakan kekerasan sampai terbukti ada pelecehan seksual, maka akan kami tindak lanjuti,’’ tandasnya.
Terpisah, Ketua DPRD Tuban M. Miyadi menyayangkan dugaan tindakan represif yang diduga dilakukan oleh oknum aparat tersebut.
‘’Sebetulnya tidak perlu terjadi pemukulan, karena yang penting mahasiswa tidak melakukan yang anarkis,’’ ujarnya yang saat itu melihat langsung kondisi mahasiswa usai mengalami dugaan kekerasan.
Seharusnya, tegas Miyadi, kepolisian juga memahami mahasiswa, bahwa mereka anak-anak muda melakukan aksi dan menyampaikan aspirasi itu sudah hal yang biasa, sehingga tidak perlu ada langkah represif dari aparat kepolisian.
‘’Setelah ini saya akan melakukan pendampingan terhadap teman-teman PMII agar tidak terjadi permasalahan nantinya,’’ tandasnya. (fud/tok)