27.1 C
Tuban
Monday, 25 November 2024
spot_img
spot_img

Dahsyat, Kebakaran Lahan Area Proyek GRR di Jenu 19 Jam Baru Bisa Dipadamkan

spot_img

TUBAN – Kebakaran di lahan eks Perhutani area proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP), Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Senin (4/9) lalu begitu dahsyat.

Dan mungkin menjadi yang terluas sepanjang peristiwa kebakaran lahan di Bumi Ronggolawe.

Saking membaranya, bekas lahan hutan yang ditumbuhi semak-semak dan tumpukan ribuan kayu jati gelondongan pasca ditebang itu baru bisa dijinakkan oleh petugas pemadam kebakaran (damkar) lebih kurang 19 jam. Dimulai Senin (4/9) sekitar pukul 11.30 hingga Selasa (5/9) dini hari sekitar pukul 04.30.  Itu pun belum sepenuhnya padam.

Hingga Selasa (5/9), tim damkar masih berjibaku melakukan pendinginan guna memastikan benar-benar padam.

Sayangnya, pihak Pertamina memproteksi kehadiran awak media di tempat kejadian kebakaran. Awak media baru bisa mengambil gambar jika mendapat izin dari pihak Pertamina.

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kapolsek Jenu Iptu Riyanto mengatakan, kebakaran lahan yang akan digunakan sebagai kilang minyak terbesar se-Asia Tenggara itu bermula pada Senin siang sekitar pukul 10.00.

Baca Juga :  Terbaru, Tugu Pencak Silat di Kecamatan Palang Tuban Diubah Jadi Tugu Pancasila

Kejadian awal kebakaran dari sisi timur, atau tepatnya di belakang pabrik kalsium, yang jaraknya tidak jauh dari area lahan GRR.

‘’Api muncul dari timur, lalu merambat ke barat, membakar rerumputan, lalu api semakin besar dan lahan yang terbakar kian luas,’’ ujarnya.

Disampaikan Riyanto, sepertinya tidak banyak yang mengira api akan menjalar ke mana-mana dan semakin besar. Karena itu, saat api pertama kali muncul tidak langsung dilaporkan ke petugas damkar.

Petugas damkar baru mendapat laporan ketika api sudah membara dan melahap apa saja yang dilintasi.

‘’Ketika petugas damkar di lokasi, api sudah begitu besar dan luas,’’ ujarnya.

Lebih lanjut, Riyanto menyampaikan, api semakin membesar dan tidak terkendali saat saat melahap lokasi penyimpanan kayu jati pasca ditebang. Ribuan kayu jati gelondongan ikut ludes terbakar.

‘’Api baru bisa benar-benar dijinakkan siang tadi (kemarin, Red),’’ terang dia.

Beruntung, lahan yang terbakar jauh dari lokasi permukiman. Sehingga tidak ada permukiman warga yang menjadi sasaran si jago merah.

Baca Juga :  IKA PMII Datangi Polres Tuban, Desak Kapolres Tindak Tegas Oknum Polisi yang Represif

‘’Jarak dengan permukiman sekitar 2 kilometer,’’ katanya.

Adapun lahan yang terbakar, ditaksir lebih kurang 60 hektare.

‘’Berdasarkan taksiran kami, kerugian materiil mencapai antara Rp 50 miliar sampai Rp 75 miliar. Terbanyak dari gelondongan kayu jati yang ikut terbakar,’’ bebernya.

Ihwal pemicu kebakaran, sejauh ini masih tahap investigasi. Sehingga belum bisa diambil kesimpulan.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP Damkar) Tuban Gunadi menambahkan, laporan awal adanya kebakaran di lahan milik GRR itu terjadi sekitar pukul 10.15.

Dan laporan yang diterima menyebutkan bahwa lokasi yang terbakar di sebelah timur, bukan di laydown tempat penyimpanan kayu.

‘’Kejadian yang di laydown baru terjadi sekitar 13.30,’’ ujarnya.

Untuk luas lahan yang terbakar, data yang dimiliki Satpol PP Damkar berbeda dengan data yang disampaikan Polsek.

Gunadi menyampaikan, data yang diterima Satpol PP-Damkar menyebutkan, total lahan yang terbakar sekitar kurang lebih antara 8 sampai 9 hektare. Dihitung dari sisi timur hingga barat, atau tepat di lokasi tempat penyimpanan kayu. (fud/tok)

TUBAN – Kebakaran di lahan eks Perhutani area proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP), Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Senin (4/9) lalu begitu dahsyat.

Dan mungkin menjadi yang terluas sepanjang peristiwa kebakaran lahan di Bumi Ronggolawe.

Saking membaranya, bekas lahan hutan yang ditumbuhi semak-semak dan tumpukan ribuan kayu jati gelondongan pasca ditebang itu baru bisa dijinakkan oleh petugas pemadam kebakaran (damkar) lebih kurang 19 jam. Dimulai Senin (4/9) sekitar pukul 11.30 hingga Selasa (5/9) dini hari sekitar pukul 04.30.  Itu pun belum sepenuhnya padam.

Hingga Selasa (5/9), tim damkar masih berjibaku melakukan pendinginan guna memastikan benar-benar padam.

Sayangnya, pihak Pertamina memproteksi kehadiran awak media di tempat kejadian kebakaran. Awak media baru bisa mengambil gambar jika mendapat izin dari pihak Pertamina.

- Advertisement -

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kapolsek Jenu Iptu Riyanto mengatakan, kebakaran lahan yang akan digunakan sebagai kilang minyak terbesar se-Asia Tenggara itu bermula pada Senin siang sekitar pukul 10.00.

Baca Juga :  Patung Kuda Knalpot, Spot Foto Baru di Taman Sleko

Kejadian awal kebakaran dari sisi timur, atau tepatnya di belakang pabrik kalsium, yang jaraknya tidak jauh dari area lahan GRR.

‘’Api muncul dari timur, lalu merambat ke barat, membakar rerumputan, lalu api semakin besar dan lahan yang terbakar kian luas,’’ ujarnya.

Disampaikan Riyanto, sepertinya tidak banyak yang mengira api akan menjalar ke mana-mana dan semakin besar. Karena itu, saat api pertama kali muncul tidak langsung dilaporkan ke petugas damkar.

Petugas damkar baru mendapat laporan ketika api sudah membara dan melahap apa saja yang dilintasi.

‘’Ketika petugas damkar di lokasi, api sudah begitu besar dan luas,’’ ujarnya.

Lebih lanjut, Riyanto menyampaikan, api semakin membesar dan tidak terkendali saat saat melahap lokasi penyimpanan kayu jati pasca ditebang. Ribuan kayu jati gelondongan ikut ludes terbakar.

‘’Api baru bisa benar-benar dijinakkan siang tadi (kemarin, Red),’’ terang dia.

Beruntung, lahan yang terbakar jauh dari lokasi permukiman. Sehingga tidak ada permukiman warga yang menjadi sasaran si jago merah.

Baca Juga :  Kronologi 'Polisi Cepekan' di Tuban Tewas Usai Ditabrak Tronton

‘’Jarak dengan permukiman sekitar 2 kilometer,’’ katanya.

Adapun lahan yang terbakar, ditaksir lebih kurang 60 hektare.

‘’Berdasarkan taksiran kami, kerugian materiil mencapai antara Rp 50 miliar sampai Rp 75 miliar. Terbanyak dari gelondongan kayu jati yang ikut terbakar,’’ bebernya.

Ihwal pemicu kebakaran, sejauh ini masih tahap investigasi. Sehingga belum bisa diambil kesimpulan.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP Damkar) Tuban Gunadi menambahkan, laporan awal adanya kebakaran di lahan milik GRR itu terjadi sekitar pukul 10.15.

Dan laporan yang diterima menyebutkan bahwa lokasi yang terbakar di sebelah timur, bukan di laydown tempat penyimpanan kayu.

‘’Kejadian yang di laydown baru terjadi sekitar 13.30,’’ ujarnya.

Untuk luas lahan yang terbakar, data yang dimiliki Satpol PP Damkar berbeda dengan data yang disampaikan Polsek.

Gunadi menyampaikan, data yang diterima Satpol PP-Damkar menyebutkan, total lahan yang terbakar sekitar kurang lebih antara 8 sampai 9 hektare. Dihitung dari sisi timur hingga barat, atau tepat di lokasi tempat penyimpanan kayu. (fud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img