TUBAN – Merangkaknya harga beras dalam beberapa pekan terakhir mulai diantisipasi Pemkab Tuban. Rencananya, dalam waktu dekat akan digelar operasi pasar.
Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky mengatakan, operasi pasar bakal digeber di sejumlah titik. Tujuannya, sebagai upaya intervensi pengendalian harga.
‘’Nantinya, operasi pasar akan dilakukan di pasar-pasar tradisional,’’ ujarnya.
Selain operasi pasar, pemkab juga intens memantau persediaan beras. Apabila ada oknum nakal yang mencoba mempermainkan harga, maka akan diambil tindakan tegas.
‘’(Proses distribusi, Red) akan kami pantau betul,’’ tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskop UKM Perdag) Tuban Agus Wijaya menambahkan, operasi pasar yang disiapkan bukan lagi membawa truk ke pasar-pasar, tapi melalui kios milik dinas yang diberi nama Kios Kita. Letaknya di beberapa pasar tradisional atau mitra di masing-masing kecamatan.
‘’Kios ini yang akan menjual kebutuhan bahan pokok di bawah harga eceran tertinggi (HET),’’ terangnya.
Praktis, dengan adanya Kios Kita tersebut, operasi pasar tidak hanya sekali, tapi berkelanjutan.
Agus menjelaskan, ketika musim kemarau seperti saat ini pasti harga beras mengalami kenaikan. Sebab, pasokan padi terus menipis. Selain itu, juga dipicu gagal panen.
‘’Meski harga terus naik karena stok beras menurun, tapi untuk stok beras di Tuban masih aman,’’ imbuhnya.
Saat ini, lanjut Agus, harga beras terus terpantau naik. Sabtu (9/9), misalnya. Harga premium di harga Rp 13.402 per kilogram. Sedangkan beras medium Rp 11.236 per kilogram.
‘’Ini (kenaikan harga, Red) tidak hanya di Tuban saja, kenaikan harga beras juga terjadi di hampir semua kabupaten/kota,’’ pungkasnya. (fud/tok)