TUBAN – Bupati Aditya Halindra Faridzky komitmen menuntaskan program pembangunan infrastruktur sebelum tutup tahun anggaran 2023. Dan salah satu yang menjadi atensi adalah perbaikan Jembatan Glendeng.
Pesannya, setiap tahap pengerjaan harus sesuai target. Selain tepat waktu, terpenting dari setiap infrastruktur yang dibangun adalah kualitas.
‘’Pembangunan yang berkualitas, tahan lama, dan sesuai peraturan yang berlaku menjadi komitmen kami,’’ tegas Mas Lindra—sapaan akrab bupati.
Pun demikian dengan pembangunan Jembatan Glendeng. Setiap tahapnya sangat selektif. Melibatkan tim ahli, akademisi, dan pihak-pihaknya berwenang.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRPRKP) Tuban Basdi mengemukakan, progres perbaikan Jembatan Glendeng berjalan sebagaimana instruksi bupati.
Saat ini, kata dia, pembangunan jembatan penghubung Tuban-Bojonegoro itu telah mencapai progres sekitar 34 persen dari target 32 persen.
Di antara pekerjaan yang sudah tuntas, yakni pembuatan temporary support (tiang penyangga sementara), pembangunan sheet pile (penahan tanah), dan pembuatan fondasi jembatan berupa bore pile.
‘’Alhamdulillah, progres pembangunan Jembatan Glendeng sesuai target,’’ terang dia.
Diterangkan Basdi, selama proses pengerjaan konstruksi utama, jembatan Glendeng diangkat dan ditopang temporary support berupa kerangka baja. Nantinya, jembatan Glendeng akan berdiri di atas bangunan portal berupa beton.
Adapun fondasi bangunan portal jembatan berupa bore pile atau tiang penyangga berdiameter 1 meter sebanyak 18 titik dengan kedalaman 44 meter.
Selain itu, konstruksi jembatan juga ditopang bore pile berdiameter 60 centimeter sebanyak 10 titik dengan kedalaman 46 meter.
Pemilihan bore pile sebagai penyangga pondasi jembatan dengan alasan meminimalkan kerusakan akibat getaran sekaligus menjaga bangunan sekitar dan bangunan jembatan lama.
‘’Fondasi bore pile sangat efektif dan tidak menyebabkan pergerakan tanah yang besar,’’ ujarnya bahwa setiap tahapan yang dijalankan berdasar rekomendasi tim ahli.
Untuk mencegah terjadi longsor, di sisi utara jembatan atau bagian wilayah Tuban dibangun sheetpile. Total panjang sheetpile yang dibangun sekitar 84,8 meter.
Fungsinya, untuk menahan tanah agar tidak longsor, mengingat debit sungai Bengawan Solo sering meluap.
‘’Insya Allah dengan sheetpile ini bisa aman dari longsor,’’ tuturnya.
Basdi optimistis pembangunan Jembatan Glendeng bakal tuntas tepat waktu, yakni sebelum tutup tahun anggaran 2023. Dengan begitu, tahun depan sudah bisa dilintasi.
Masyarakat yang biasanya melintas di Jembatan Glendeng, baik dari Tuban maupun Bojonegoro tidak lagi memutar melalui jalur alternatif yang jarak tempuhnya hingga puluhan kilo.
Sebagaimana diketahui, perbaikan Jembatan Glendeng menelan anggaran sekitar Rp 20,8 miliar. Bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerag (APBD) 2023.
Kontrak pengerjaan dimulai 25 Juli hingga 21 Desember 2023. (tok)