TUBAN – Saat masih kelas 3 sekolah dasar (SD), Agus Setyo Utomo sudah mulai berpikir untuk mandiri dan menghasilkan uang sendiri. Sehingga dia memutuskan untuk menjadi pedagang asongan di pasar Desa Mojorejo, Lamongan.
‘’Saat itu saya berjualan ketan bungkus keliling sehabis subuh sampai jam enam sebelum berangkat sekolah,” kenang dia.
Rutinitas itu dia lakukan hingga lulus SD.
Masuk sekolah menengah pertama (SMP), Kepala Bagian Umum di Perumda Air Minum Tuban itu mulai beralih menjadi tengkulak blewah dan makanan ringan.
Semua itu dliakukan untuk membiayai pendidikan.
‘’Saya harus pintar-pintar membagi waktu antara mencari uang dan belajar,’’ lanjut dia.
Keberanian berjualan menjadi langkah awalnya untuk merajut kesuksesan.
‘’Sehingga saya bisa memetik hasil kerja keras selama ini,” pungkasnya. (zia/yud)
TUBAN – Saat masih kelas 3 sekolah dasar (SD), Agus Setyo Utomo sudah mulai berpikir untuk mandiri dan menghasilkan uang sendiri. Sehingga dia memutuskan untuk menjadi pedagang asongan di pasar Desa Mojorejo, Lamongan.
‘’Saat itu saya berjualan ketan bungkus keliling sehabis subuh sampai jam enam sebelum berangkat sekolah,” kenang dia.
Rutinitas itu dia lakukan hingga lulus SD.
Masuk sekolah menengah pertama (SMP), Kepala Bagian Umum di Perumda Air Minum Tuban itu mulai beralih menjadi tengkulak blewah dan makanan ringan.
Semua itu dliakukan untuk membiayai pendidikan.
- Advertisement -
‘’Saya harus pintar-pintar membagi waktu antara mencari uang dan belajar,’’ lanjut dia.
Keberanian berjualan menjadi langkah awalnya untuk merajut kesuksesan.
‘’Sehingga saya bisa memetik hasil kerja keras selama ini,” pungkasnya. (zia/yud)