Berawal dari konsis tensinya membuat video review produk fashion dan skincare di media sosialnya, Sri Ratna Islamiyati kini telah hasilkan cuan dari hobinya itu. Sekarang ini, Ratna memantapkan diri untuk fokus menjadi seorang konten kreator.
SEJAK duduk di bangku SMA, Ratna punya hobi editing foto dan video. Selain itu, dia juga punya ketertarikan dalam dunia fashion.
Cewek 24 tahun itu baru menyadari bakatnya di depan kamera saat di bangku perkuliahan.
Perkuliahan daring karena pandemi Covid-19 yang mengharuskan pembelajaran dilakukan dari rumah, membuat Ratna mengisi kegiatan kosongnya dengan membuat video review produk skincare untuk kebutuhan medsosnya.
Singkat cerita, salah satu video review produk yang dia buat berhasil For You Page (FYP) di TikTok.
Dari situ, gadis asal Desa Kebonagung, Kecamatan Rengel itu semakin terpacu untuk terus membuat konten video review produk skincare dan fashion.
‘’Semakin semangat buat bikin konten yang lebih menarik lagi,’’ ungkap Alumni Universitas Malik Ibrahim (UIN) Malang itu.
Berkat konsistensi dan kesa ba rannya, konten yang dia buat sekarang ini sudah merambah di tiga platform medsos. Meliputi TikTok, Instagram dan Shopee Video.
Bahkan beberapa brand besar telah menawarinya untuk bekerja sama melalui endorsement.
‘’Berapapun hasilnya harus tetap disyukuri,’’ ujar Ratna.
Alumni SMP Negeri 1 Rengel itu sempat kewalahan karena jadwalnya review produk endorse bentrok dengan kewajibannya menyelesaikan skripsi.
‘’Tetap berusaha membagi waktu sebaik mungkin agar keduanya tidak saling bertabrakan,’’ imbuhnya.
Perjalanannya menjadi seorang fashion and beauty vloger tidak semudah yang dibayangkan orang.
Ratna pernah mengalami fase-fase sulit ketika satu bulan sebelumnya mendapatkan banyak endorse tapi satu bulan berikutnya sama sekali tidak mendapat tawaran kerja sama produk.
‘’Pada saat itu sempat down, tapi malah saya jadikan motivasi untuk lebih semangat dan kreatif lagi membuat konten,’’ terangnya.
Cewek kelahiran 1999 itu mengatakan, kunci utama dalam membuat konten adalah konsisten dan harus kreatif menge tahui selera viewers.
Selain itu, yang harus diperhatikan, jangan sampai video yang dibuat plagiasi dari konten lain.
‘’Paling penting adalah kualitas yang harus diutamakan, jangan terpacu hanya untuk menambah followers,’’ kata dia. (an/yud)