Pemkab Tuban terus memperkuat program penuntasan kemiskinan di Bumi Ronggolawe. Salah satu program yang konsisten digulirkan, yakni pemenuhan kebutuhan dasar untuk lansia (lanjut usia). Bentuknya, berupa makanan penambah gizi yang menyesuaikan kondisi kesehatan lansia.
————————————————
BEBERAPA hari lalu, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsos P3APM dan Desa) Eko Julianto bersama Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfotiksan) Arif Handoyo, serta sejumlah staf dari kedua dinas tersebut melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap program yang sudah berjalan. Tujuannya, memastikan program penanganan kemiskinan itu tepat sasaran.
‘’Alhamdulillah berjalan sesuai harapan dan tepat sasaran. Seluruh bantuan tersalurkan pada penerima,’’ tutur Eko—sapaan akrab Kepala Dinsos P3APM dan Desa.
Disampaikan Eko, sejauh ini, program untuk menjamin kebutuhan dasar bagi lansia sebatang kara itu sudah menyasar 500 lansia di sepuluh kecamatan dari total 20 kecamatan se-Kabupaten Tuban. Sepuluh kecamatan itu, meliputi Kecamatan Tuban, Palang, Semanding, Merakurak, Jenu, Tambakboyo, Bancar, Kerek, Grabagan, dan Parengan. Bantuan terhadap 500 lansia di sepuluh kecamatan ini di-cover dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Sedangkan sepuluh kecamatan lainnya, di-cover Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melalui program Baznas Berkhidmad. Sejauh ini sudah menyasar 99 lansia.
‘’Lansia yang mendapatkan bantuan ini memiliki kriteria miskin yang tinggal sebatang kara dan tidak mendapatkan bantuan sosial apapun,’’ ungkapnya.
Mantan Kabag Kesra Setda ini menjelaskan, program permakanan penambah gizi kepada lansia itu bekerjasama dengan warung yang menyediakan makanan siap saji. Yang kemudian diminta untuk menyediakan makanan sesuai dengan kebutuhan penerima manfaat. Sebab, tidak semua makanan cocok untuk lansia. Misalnya, lansia yang menderita darah tinggi, maka harus menghindari makanan yang berkolesterol.
‘’Jadi, tidak hanya memberikan makanan. Tapi makanan yang disajikan juga harus menyesuaikan dengan kondisi kesehatan lansia,’’ terang Eko.
Bahkan, lanjut Eko, apabila makanan yang disajikan tidak sesuai dengan selera atau tidak cocok dengan lidah si penerima manfaat, bisa diusulkan untuk diganti. Artinya, selain harus memenuhi standar gizi yang dibutuhkan, juga harus menyesuaikan dengan selera makan si penerima manfaat.
‘’Untuk memastikan program ini berjalan optimal dan sesuai yang diharapkan Mas Bupati (sapaan akrab Bupati Aditya Halindra Faridzky, Red) kita rutin melakukan monev (monitoring dan evaluasi),’’ tutur mantan Camat Senori itu.
Kepala Diskominfotiksan Arif Handoyo menambahkan, program Penerima Permakanan Penambahan Gizi Bagi Lansia adalah program bantuan langsung untuk para lansia yang hidup sendiri. Program ini sejalan dengan program penuntasan kemiskinan yang digulirkan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky.
‘’Mas Bupati selalu menekankan, bantuan kepada masyarakat miskin harus bisa langsung dirasakan dan memberikan manfaat. Utamanya lansia. Bantuan yang diberikan harus benar-benar tepat sasaran dan sesuai peruntukan dan kebutuhan,’’ tuturnya.
Terkait program bantuan untuk warga miskin, terang Arif, diskominfotiksan akan menjalankan peran pendataan pemantauan bantuan. Sehingga, setiap program pengentasan kemiskinan yang digulirkan Mas Bupati benar-benar tepat sasaran dan memiliki data yang valid. Pasalanya, sumber keruwetan dari setiap program yang tidak tepat sasaran adalah data yang tidak sesuai fakta. Karenanya, dengan sinergi dan kolaborasi dalam proses penanganan kemiskinan ini, harapannya angka kemiskinan di Tuban pelan-pelan bisa diturunkan.
‘’Mudah-mudahan, dengan bantuan yang tepat sasaran ini, perlahan angka kemiskinan di Tuban berkurang. Masyarakat Tuban semakin sejahtera, sebagimana yang kita harapakan bersama,’’ harapannya.
Salah satu lansia penerima manfaat, Nur Pakeh, 73, mengaku sangat bersyukur dengan program bantuan makanan siap saji kepada lansia yang berstatus sebatang kara tersebut. Lansia asal Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang ini mengaku menerima bantuan sejak 2019. Selama ini ia hidup sebatang kara. Untuk menopang kebutuhan sehari-hari, kakek yang sudah bertahun-tahun hidup sendiri ini berjualan sangkar burung. Namun, tidak setiap hari sangkar burung buatannya laku dijual. Dengan adanya bantuan makan siap saji untuk lansia, dia pun sangat bersyukur.
‘’Alhamdulillah (sejak dapat bantuan, Red), sakniki mboten bingung mangan,’’ tuturnya. (tok)