TUBAN, Radar Tuban – Para seniman di Tuban harus bersabar. Rencana revitalisasi Gedung Budaya Loka sebagai pusat kesenian kemungkinan besar batal. Rencana yang digaungkan pada 2021 lalu itu tidak mendapat respons yang baik dari pemerintah pusat.
Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Tuban Moh. Emawan Putra menyampaikan, Kabupaten Tuban belum termasuk daerah yang diprioritaskan pemerintah pusat terkait urgensi pembangunan tersebut. Revitalisasi Gedung Budaya Loka sepertinya kandas, ujarnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (6/3).
Wawan, panggilan akrabnya mengatakan, hal tersebut patut disayangkan. Namun demikian, institusinya tidak bisa berbuat banyak dan mengintervensi terlalu dalam. Pasalnya, rencana revitalisasi gedung yang berlokasi di Jalan Basuki Rachmad tersebut merupakan usulan anggota Komisi IV DPRD Tuban Tri Astuti kepada pemerintah pusat. Sumber dananya dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
”Jalurnya berbeda, jadi kami agak kewalahan meng-handle,” ujarnya.
Langkah alternatif apa yang dilakukan terkait ‘‘kegagalan’’ revitalisasi Gedung Budaya Loka? Apakah ada inisiatif merevitalisasi gedung tersebut secara mandiri menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD)? Menjawab pertanyaan tersebut, pejabat bergelar magister administrasi publik ini mengatakan, inisiatif untuk membangun gedung kesenian tersebit memang ada. Hanya saja, pelaksanaannya tidak bisa dilakukan tahun ini. Itu karena APBD 2022 yang diserap institusinya sudah terplot peruntukkannya. Pembangunan gedung kesenian tidak dianggarkan.
Alasan tidak dianggarkannya pembangunan gedung kesenian juga ditengarai karena berharap usulan anggota DPRD Tuban disetujui pemerintah pusat.
Lebih lanjut Wawan mengatakan, pembangunan gedung pusat kegiatan seni itu bisa dianggarkan dalam perubahan APBD pada triwulan terakhir 2022. Pertimbangannya, nilainya terlalu besar, di atas Rp 1 miliar.
”Sangat berisiko jika proyek senilai itu dikerjakan pada perubahan APBD,” ujar mantan inspektur pembantu wilayah IV Inspektorat Tuban itu.
Selain hasilnya kurang maksimal, lanjut Wawan, penganggaran dalam perubahan APBD waktunya terlalu mepet. Apalagi, gedung kesenian bukan gedung yang sederhana. Desain pusat kesenian ini dipastikan agak rumit karena peruntukannya yang kompleks. ”Bukan seperti gedung perkantoran,” jelasnya.
Meski batal dibangun pemerintah pusat, kata Wawan, pembangunan gedung kesenian di Tuban tetap menjadi atensi serius instansinya. Dalam waktu dekat, dia merencanakan koordinasi dengan pihak terkait untuk merancangnya. Harapannya, paling tidak pada 2023 nanti desain gedung kesenian sudah jadi.
”Kami tetap mendukung kegiatan kesenian di Bumi Ronggolawe,” tandas dia yang meminta para seniman untuk bersabar.
Diberitakan sebelumnya, Gedung Budaya Loka Tuban diusulkan revitalisasi. Rencananya, gedung tersebut akan dibangun ulang dan didesain khusus menjadi pusat kegiatan seni sekaligus sentra ekonomi kreatif. Wacana tersebut beredar ke publik pada akhir 2021. (sab/ds)