TUBAN, Radar Tuban – Dari 23 obyek wisata di Tuban yang melaporkan kunjungan wisatawan, dua wisata religi makam wali Allah masih belum tergeser dari kunjungan terbanyak.
Mengacu data Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Tuban, Makam Sunan Bonang menduduki posisi nomor wahid kunjungan terbanyak. Posisi berikutnya ditempati Makam Asmoroqondi.
Kabid Pariwisata Disbudporapar Tuban Siti Umi Hanik mengatakan, wisata religi masih menguasai kunjungan wisata selama tiga tahun terakhir. Sementara di urutan nomor tiga juga selalu ditempati Pantai Kelapa, Panyuran.
Posisi nomor empat dan kelima bergeser dari Wisata Kali Pelang dan Pemandian Nganget pada 2020, diganti Agro Park Klumpit dan Air Terjun Nglirip.
”Tiga besar kunjungan terbanyak masih belum berubah sejak tiga tahun terakhir,” tuturnya.
Mantan kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Bappeda Tuban ini mengatakan, pada 2021, kunjungan wisata di dua makam penyebar Islam itu juga mengalami kenaikan pesat.
Untuk Makam Sunan Bonang selama 2021 mendapat kunjungan 1.247.936, naik dari tahun sebelumnya yang hanya 988.647 wisatawan. Sementara Makam Asmoroqondi 917.078 wisatawan (2020) dan 1.241.230 (2021).
Kunjungan yang masih sangat tinggi tersebut, kata Umi, menjadi bukti bahwa trademark wisata religi di Tuban masih sangat kuat di masyarakat. Tingginya kunjungan wisata religi, kata dia, sangat terbantu dengan para penyedia jasa travel wisata religi yang melakukan tur ke semua makam wali Allah di Pulau Jawa.
”Rata-rata kunjungan ke wisata religi merupakan rombongan bus, jadi jumlahnya sangat banyak,” ungkap dia.
Umi memprediksi tingkat kunjungan terbanyak tahun ini tak banyak berubah. Tiga tertinggi diperkirakan masih dipegang wisata yang sama. Hanya peringkat keempat dan kelima yang selalu bergeser tiap tahunnya.
”Kemungkinan besar kunjungan terbanyak tahun ini juga masih sama di lokasi wisata yang selama ini dianggap khasnya Tuban,” ujarnya.
Umi menyampaikan, Tuban memiliki ratusan makam wali Allah. Namun, selama ini yang statusnya sudah menjadi wisata baru empat lokasi. Selain Makam Sunan Bonang dan Asmoroqondi, dua wisata religi berikutnya, Sunan Bejagung Lor dan Sunan Bejagung Kidul.
Karena itu, dia mendorong desa lain untuk ikut menghidupkan potensi makam religi di desanya masing-masing. ”Wisata bisa hidup atau terbengkalai tergantung dari kesadaran berwisata setiap desa,” ujarnya. (yud/ds)