TUBAN, Radar Tuban – Kondisi jalan di Tuban banyak yang mengalami kerusakan. Dari total jalan sepanjang 926,3 kilometer (km), pada 2021 hanya 798,3 km yang kondisinya baik. Sisanya, 67 km kondisi sedang, 43,4 km rusak, dan sepanjang 17,2 km mengalami kerusakan berat.
Kondisi tersebut lebih parah dibanding 2020 lalu. Sebab, dua tahun lalu kondisi jalan rusak hanya 27,2 km dan rusak berat 7,8 km. Artinya, kerusakan bertambah dua kali lipatnya.
Kondisi parah infrastruktur sarana transportasi ini mendapat perhatian Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (DPUPR PRKP) Tuban.
Kepala DPUPR PRKP Tuban Agung Supriyadi mengatakan, kerusakan jalan yang cenderung meningkat dari 2020 hingga 2021 disebabkan banyak faktor.
Pertama, karena kontur tanah di beberapa kecamatan yang labil. Kondisi tanah ini berada di Kecamatan Soko, Bancar Bangilan, Senori, dan Widang.
Kondisi ini, kata Agung, diperparah dengan banyaknya kendaraan bertonase berat yang melintas. Seperti dump truk pengangkut padel, batu, dan pasir.
‘’Jadi meski sudah diportal, masih saja dilanggar,’’ tegasnya.
Pemicu kerusakan jalan berikutnya, lanjut pejabat yang tinggal di Bangilan ini, karena memang usia jalan yang sudah waktunya perbaikan.
Untuk perbaikan jalan yang rusak, kata Agung, institusinya sudah menganggarkan dana perbaikan. Tahun ini diplot dana Rp 96 miliar yang bersumber dari APBD.
Anggaran sebesar itu, kata dia, untuk perbaikan 44 paket jalan poros desa dan poros kecamatan.
Selain jalan poros desa dan poros kecamatan, dianggarakan juga pembangunan jalan lingkungan. Besarnya dana Rp 46 miliar.
Dia mengisyaratkan dana perbaikan jalan masih mendapat tambahan lagi pada perubahan APBD 2022. (fud/ds)