TUBAN, Radar Tuban – Titik yang dilalui jalan tol Demak – Tuban masih belum pasti. Meski pada sosialisasi 16 Februari lalu disampaikan tol tersebut melewati 35 desa pada lima kecamatan, ternyata itu bukan lokasi pasti.
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) yang mementahkan rencana tersebut saat menerima kunjungan kerja Komisi I DPRD Tuban kemarin (22/3). Direktur Jalan Bebas Hambatan BPJT Budi Harimawan dan Sekretaris BPJT Triono Junoasmono yang menyampaikan penjelasan tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, pejabat teras BPJT justru mengaku tidak tahu kalau ada sosialisasi. Apalagi, sudah menyebutkan titik desa yang bakal dilewati jalan bebas hambatan tersebut. BPJT memastikan pembangunan jalan tol baru tahap perencanaan.
Ketua Komisi I DPRD Tuban Fahmi Fikroni mengatakan, saat melakukan kunjungan ke BPJT, dia sebenarnya ingin mempertanyakan keseriusan pemerintah pusat untuk membangun jalan tol Tuban – Demak yang sudah disosialisasikan. Namun, dia dan anggotanya kaget setelah mendapat penjelasan kalau BPJT belum ada rencana apa pun terkait jalan tol Demak – Tuban.
‘’BPJT justru bingung, karena pembangunan jalan tol masih perencanaan. Jadi tidak mungkin sudah ada penentuan titik, apalagi muncul harga tanah dan rencana pembebasan lahan,’’ ujar wakil rakyat dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) itu.
Terkait acara konsultasi publik beberapa waktu lalu, Roni, sapaannya, menduga itu baru tingkat kabupaten. Itu karena dari BPJT belum ada tahapan penentuan titik.
”Jika melihat pemaparan BPJT, proses konstruksi baru dimulai 2025 sampai 2029,” ujarnya.
Itu pun pembangunannya diawali dari jalan tol Demak – Rembang dengan panjang 90 kilometer (km). Setelah itu, baru dilanjutkan jalan tol Rembang – Tuban dengan panjang 83 km dengan target pembangunan pada 2035 sampai 2039.
Sementara untuk jalan tol Tuban – Babat – Lamongan – Gresik dengan panjang 73 km ditargetkan pada 2025 – 2029.
‘’Semua masih proses perencanaan,’’ ujar ketua komisi yang membidangi pembangunan dan sumber daya manusia (SDM) itu.
Jika melihat timeline yang disampaikan BPJT, kata Roni, perencanaan sampai konstruksi membutuhkan waktu yang cukup lama. Diperkirakan hingga puluhan tahun.
‘’Untuk itu, kami akan memanggil dinas PUPR dan sekda untuk menyinergikan,’’ ujarnya.
Di tengah rencana pembangunan jalan tol, Roni sangat menyayangkan menyebarnya informasi seputar titik yang dilintasi.
‘’Kami khawatir ini malah menimbulkan keresahan masyarakat terkait pengadaan lahan jalan tol. Ini harus kita luruskan,’’ tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPR PRKP) Tuban Agung Supriyadi mengakui pembangunan jalan tol Demak-Tuban masih dalam tahap perencanaan.
Ditanya titik yang dilalui, dia belum bisa memastikan.
”Baru-baru ini ada perubahan titik jalan tol,” ujar dia yang mengakui ada perubahan dari hasil konsultasi publik pada Februari lalu.
Agung juga menyampaikan, hari ini (kemarin), juga berlangsung pertemuan di kantor badan perencanaan pembangunan daerah (bappeda) setempat yang membahas perubahan gambar rencana jalan tol. Gampar itu pun, menurut mantan kepala Bagian Unit Layanan Pengadaan Setda Tuban ini, masih belum pasti dan bisa berubah lagi. (fud/ds)