27.6 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Optimistis Proyek Kilang Tuban Berlanjut, Tak Terpengaruh Rusia-Ukraina

spot_img

Baru-baru ini saham Rosneft, perusahaan minyak asal Rusia rontok hingga 43 persen. Anjloknya saham investor pembangunan kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Tuban di kawasan industri Kecamatan Jenu tersebut merupakan dampak dari Invasi Rusia ke Ukraina. Bagaimana nasib pembangunan kilang minyak GRR Tuban?

————————————————

SEJAUH ini pemerintah masih cukup percaya diri bahwa perang antara Rusia dan Ukraina tidak memengaruhi jalannya pembangunan kilang minyak Tuban.

Dikutip dari CNBC Indonesia, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menegaskan, sejauh ini pembangunan kilang minyak di Tuban hasil joint venture atau perusahaan gabungan bersama PT Pertamina tidak mengalami gangguan.

Begitu juga yang disampaikan Sekda Tuban Budi Wiyana. Aparatur sipil negara (ASN) dengan jabatan tertinggi di lingkup Pemkab Tuban ini menyatakan, investasi PT Rosneft dalam proyek pembangunan kilang yang diproyeksikan terbesar se-Asia Tenggara tersebut tidak terpengaruh dengan situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang kian memanas dan berdampak luas.

Baca Juga :  Penting! Kembangkan Ekonomi Tuban di Sektor Pertanian

‘’Proyek (kilang minyak GRR, Red) tetap on the track (berjalan sesuai jalurnya, Red),’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban.

Kepercayaan diri sekda atas pembangunan kilang dengan nilai investasi yang mencapai ratusan triliun tersebut menyusul hasil koordinasi terakhir yang dilakukannya dengan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP), anak perusahaan PT Pertamina hasil patungan dengan Rosneft.

Sekda menegaskan, PT PRPP sudah menyampaikan bahwa megaproyek kilang minyak di atas lahan seluas 348 hektare itu tetap berlanjut sebagaimana target pemerintah. Menurutnya, perang antara Rusia dan Ukraina, serta sanksi bertubi-tubi yang dijatuhkan negara-negara barat atas invasi Rusia tidak berpengaruh fatal terhadap pembangunan kilang di Bumi Ronggolawe.

Tingginya kepercayaan atas kelancaran pembangunan kilang dengan nilai investasi 200 triliun lebih itu sekaligus menjadi jawaban atas keresahan masyarakat, utamanya aparatur desa di sekitar lokasi pembangunan kilang. Karena itu, Budi, sapaan akrab sekda tetap meminta kepada pemerintah desa di sekitar lokasi industri untuk menyiapkan diri—menyambut industri kilang di Tuban. Sebab, pembangunan kilang yang diproyeksikan memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari itu akan membawa multiplier effect yang luar biasa.

Baca Juga :  Pentas Teater Ranggalawe Mangkat, Ingatkan Peristiwa Heroik 700 Tahun Silam

‘’Yang harus disiapkan dari sekarang adalah meningkatkan sumber daya manusianya semakin bagus, supaya bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang segera timbul pasca kilang minyak GRR beroperasi,’’ tegas pejabat dengan tiga gelar akademik itu.

Lebih lanjut Budi menyampaikan, yang harus disiapkan dari sekarang dalam menyambut industri kilang di Tuban adalah gagasan, perencanaan, dan pertimbangan yang matang. Serta langkah pasti yang konstruktif—sejalan dengan rencana besar pembangunan kilang dan Tuban di masa mendatang. Sebab, jangan sampai masyarakat Tuban hanya sebagai penonton dengan hadirnya megaproyek pembangunan kilang.

‘’(Hadirnya kilang di Tuban, Red) harus memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Tuban,’’ kata dia berharap. (sab/tok/ds)

Baru-baru ini saham Rosneft, perusahaan minyak asal Rusia rontok hingga 43 persen. Anjloknya saham investor pembangunan kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Tuban di kawasan industri Kecamatan Jenu tersebut merupakan dampak dari Invasi Rusia ke Ukraina. Bagaimana nasib pembangunan kilang minyak GRR Tuban?

————————————————

SEJAUH ini pemerintah masih cukup percaya diri bahwa perang antara Rusia dan Ukraina tidak memengaruhi jalannya pembangunan kilang minyak Tuban.

Dikutip dari CNBC Indonesia, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menegaskan, sejauh ini pembangunan kilang minyak di Tuban hasil joint venture atau perusahaan gabungan bersama PT Pertamina tidak mengalami gangguan.

Begitu juga yang disampaikan Sekda Tuban Budi Wiyana. Aparatur sipil negara (ASN) dengan jabatan tertinggi di lingkup Pemkab Tuban ini menyatakan, investasi PT Rosneft dalam proyek pembangunan kilang yang diproyeksikan terbesar se-Asia Tenggara tersebut tidak terpengaruh dengan situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang kian memanas dan berdampak luas.

- Advertisement -
Baca Juga :  Masih Survive, Pertumbuhan Ekonomi Tuban Naik Tiga Persen

‘’Proyek (kilang minyak GRR, Red) tetap on the track (berjalan sesuai jalurnya, Red),’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban.

Kepercayaan diri sekda atas pembangunan kilang dengan nilai investasi yang mencapai ratusan triliun tersebut menyusul hasil koordinasi terakhir yang dilakukannya dengan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP), anak perusahaan PT Pertamina hasil patungan dengan Rosneft.

Sekda menegaskan, PT PRPP sudah menyampaikan bahwa megaproyek kilang minyak di atas lahan seluas 348 hektare itu tetap berlanjut sebagaimana target pemerintah. Menurutnya, perang antara Rusia dan Ukraina, serta sanksi bertubi-tubi yang dijatuhkan negara-negara barat atas invasi Rusia tidak berpengaruh fatal terhadap pembangunan kilang di Bumi Ronggolawe.

Tingginya kepercayaan atas kelancaran pembangunan kilang dengan nilai investasi 200 triliun lebih itu sekaligus menjadi jawaban atas keresahan masyarakat, utamanya aparatur desa di sekitar lokasi pembangunan kilang. Karena itu, Budi, sapaan akrab sekda tetap meminta kepada pemerintah desa di sekitar lokasi industri untuk menyiapkan diri—menyambut industri kilang di Tuban. Sebab, pembangunan kilang yang diproyeksikan memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari itu akan membawa multiplier effect yang luar biasa.

Baca Juga :  Angka Perceraian di Tuban Selama Januari-Oktober Masih Tinggi, Meski Turun 67,3 Persen

‘’Yang harus disiapkan dari sekarang adalah meningkatkan sumber daya manusianya semakin bagus, supaya bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang segera timbul pasca kilang minyak GRR beroperasi,’’ tegas pejabat dengan tiga gelar akademik itu.

Lebih lanjut Budi menyampaikan, yang harus disiapkan dari sekarang dalam menyambut industri kilang di Tuban adalah gagasan, perencanaan, dan pertimbangan yang matang. Serta langkah pasti yang konstruktif—sejalan dengan rencana besar pembangunan kilang dan Tuban di masa mendatang. Sebab, jangan sampai masyarakat Tuban hanya sebagai penonton dengan hadirnya megaproyek pembangunan kilang.

‘’(Hadirnya kilang di Tuban, Red) harus memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Tuban,’’ kata dia berharap. (sab/tok/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img