TUBAN, Radar Tuban – Taman Sleko menjadi lokasi baru yang memicu keramaian. Apalagi, selama Ramadan, banyak pedagang kaki lima yang memadati hampir seluruh sudut ruang terbuka hijau tersebut mulai sekitar pukul 16.00 hingga 19.00. Mereka memanfaatkan kerumunan masyarakat yang ngabuburit.
Menjelang buka puasa, lokasi ini memicu kemacetan. Selain ruas jalan yang menyempit akibat banyaknya lapak pedagang, juga banyak kendaraan pengunjung yang diparkir di bahu jalan karena minimnya area lahan parkir. Keramaian lain dipicu dari banyaknya masyarakat yang berhenti di tepi jalan untuk belanja takjil.
Kaurbinops (KBO) Satlantas Polres Tuban Iptu Sampir Santoso menyampaikan, satuannya masih mempertimbangkan rekayasa lalin di bundaran patung kuda seputar Taman Sleko. Dia menyadari titik keramaian selama Ramadan kini tak lagi hanya terpusat di sekitar GOR Rangga Jaya Anoraga. Melainkan meluas ke titik lain yang dianggap representatif.
‘’Masih kami pantau. Jika memang kondisinya memungkinkan bisa saja dilakukan rekayasa lalin di Sleko,’’ tegasnya.
Mantan kanitkamsel Satlantas Polres Tuban ini mengatakan, rekayasa lalin selama Ramadan baru dilakukan di Jalan Sunan Kalijaga. Seperti Bulan Suci sebelumnya, kendaraan hanya bisa melintas dari timur. Sedangkan dari barat (bundaran patung) ditutup dan dijaga oleh petugas. Rekayasa ini berdasar permintaan dari pemkab Tuban karena lalin yang terlalu padat.
‘’Bundaran Sleko sejauh ini belum ada pembahasan rekayasa, bisa dipertimbangkan,’’ ujarnya.
Mantan kanitdikyasa Satlantas Polres Tuban ini mengakui Bundaran Sleko menjadi magnet baru yang mendatangkan keramaian masyarakat dan pedagang. Bisa jadi suatu saat, lokasi tersebut mendatangkan keramaian yang lebih besar daripada GOR Rangga Jaya Anoraga.
‘’Keramaian di Sleko itu hal baru, jadi harus dipersiapkan kemungkinan rekayasa lalu lintas yang diperlukan,’’ ujarnya.(yud/ds)
TUBAN, Radar Tuban – Taman Sleko menjadi lokasi baru yang memicu keramaian. Apalagi, selama Ramadan, banyak pedagang kaki lima yang memadati hampir seluruh sudut ruang terbuka hijau tersebut mulai sekitar pukul 16.00 hingga 19.00. Mereka memanfaatkan kerumunan masyarakat yang ngabuburit.
Menjelang buka puasa, lokasi ini memicu kemacetan. Selain ruas jalan yang menyempit akibat banyaknya lapak pedagang, juga banyak kendaraan pengunjung yang diparkir di bahu jalan karena minimnya area lahan parkir. Keramaian lain dipicu dari banyaknya masyarakat yang berhenti di tepi jalan untuk belanja takjil.
Kaurbinops (KBO) Satlantas Polres Tuban Iptu Sampir Santoso menyampaikan, satuannya masih mempertimbangkan rekayasa lalin di bundaran patung kuda seputar Taman Sleko. Dia menyadari titik keramaian selama Ramadan kini tak lagi hanya terpusat di sekitar GOR Rangga Jaya Anoraga. Melainkan meluas ke titik lain yang dianggap representatif.
‘’Masih kami pantau. Jika memang kondisinya memungkinkan bisa saja dilakukan rekayasa lalin di Sleko,’’ tegasnya.
Mantan kanitkamsel Satlantas Polres Tuban ini mengatakan, rekayasa lalin selama Ramadan baru dilakukan di Jalan Sunan Kalijaga. Seperti Bulan Suci sebelumnya, kendaraan hanya bisa melintas dari timur. Sedangkan dari barat (bundaran patung) ditutup dan dijaga oleh petugas. Rekayasa ini berdasar permintaan dari pemkab Tuban karena lalin yang terlalu padat.
- Advertisement -
‘’Bundaran Sleko sejauh ini belum ada pembahasan rekayasa, bisa dipertimbangkan,’’ ujarnya.
Mantan kanitdikyasa Satlantas Polres Tuban ini mengakui Bundaran Sleko menjadi magnet baru yang mendatangkan keramaian masyarakat dan pedagang. Bisa jadi suatu saat, lokasi tersebut mendatangkan keramaian yang lebih besar daripada GOR Rangga Jaya Anoraga.
‘’Keramaian di Sleko itu hal baru, jadi harus dipersiapkan kemungkinan rekayasa lalu lintas yang diperlukan,’’ ujarnya.(yud/ds)