Lailatul Qomariyah, 23, meyakini desa bisa mendunia asalkan memiliki tiga kunci penting dalam pengelolaan potensi. Adalah udara bersih, air bersih, dan pangan sehat. Tiga hal ini harus dilestarikan dan semua pihak harus mengambil peran untuk menjaganya.
Dara asal Desa Pugoh, Kecamatan Bancar ini mengatakan, desa memiliki daya tawar yang kuat untuk dikenalkan kepada dunia. Ela sapaan akrabnya yakin desa dapat melawan hegemoni kota yang cenderung memandang masyarakat desa sebagai kelompok miskin dan berpendidikan rendah.
Bagi desa, kata dia, spiritual dan kebudayaan itu menjadi nilai dasar dalam mengatur relasi antara manusia dengan manusia, alam dengan penciptanya.
‘’Hal ini yang membuat desa memiliki cara unik dalam merawat dan menjaga alam di sekitarnya agar tidak cepat rusak,’’ ujarnya.
Menurut mahasiswi IAIN Kediri ini, puncak dari relasi sosial adalah kekeluargaan. Kekeluargaan adalah hal yang masih ditemukan di banyak desa. Dengan modal yang dimiliki desa tersebut, dia yakin desa bisa mudah dikenal mendunia. Tentunya harus memiliki manajemen dari perangkat desa yang mumpuni. Ditambah dukungan dari pemerintah dan stakeholder lainnya.
‘’Identitas kebudayaan dan tradisi di desa menjadi kekuatan tersendiri bagi masyarakatnya,’’ ujarnya.
Lulusan SMAN 1 Tambakboyo ini mengungkapkan, kini banyak desa yang sudah dikenal luas di berbagai belahan dunia. Di Indonesia misalnya, ada Desa Penglipuran di Bali yang terkenal di dunia karena kebersihan, kebudayaan, dan kebiasaan masyarakatnya.
‘’Seperti yang pernah diucapkan Bung Hatta, Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta, tetapi akan bercahaya karena lilin-lilin di desa,’’ kata dia.(yud/ds)