Sejak di bangku sekolah dasar (SD), Tri Alvianti Putri Susrivani, 20, sudah mulai mengenal beragam jenis tarian tradisional tanah air. Dia belajar langsung dari sang ibu yang merupakan guru seni budaya di SMAN 2 Tuban dan pemilik Sanggar Tari Sekar Putri.
Totalitas Kecintaan cewek yang akrab disapa Alvianti pada tari tradisional dilanjutkan di bangku kuliah jurusan Sendratasik Universitas Negeri Malang (UM).
Dari puluhan tari yang dia kuasai, Alvianti mengaku paling sulit menguasai tari tradisional dari Bali. Mahasiswi semester IV ini mengatakan, tari Bali seperti tari pendet membutuhkan banyak teknik gerakan. Mulai gerakan tangan, kaki, badan, bahkan hingga mata. Semuanya berpadu untuk menciptakan tontonan yang memukau.
‘’Jika belum terbiasa menari pasti akan kesulitan jika memeragakan tari pendet dan tari Bali lainnya,’’ ungkap dia.
Cewek yang tinggal di Jalan Pattimura ini mengaku sangat menikmati menjadi penari. Kemampuannya melenggokkan tubuh itu pernah dipercaya SMAN 2 Tuban untuk melatih ekstrakurikuler tari di sekolah tersebut. Dia bahkan beberapa kali menjadi narasumber seputar seni dan budaya.
‘’Dari tari, juga bisa belajar untuk menguasai make up, kostum, dan kesenian lain,’’ kata lulusan SMAN 1 Tuban ini.
Alvianti mengaku banyak tari tradisional yang menarik dipelajari namun kurang terlalu populer. Dia mencontohkan dari Jawa Timur saja ada puluhan tari yang belum terlalu dikenal masyarakatnya. Seperti tari gelang ro’om, tari baris, dan tari margapati.
‘’Tari-tari tersebut juga tak kalah menarik untuk dipelajari,’’ ungkap cewek yang juga perias itu. (yud/wid)
Sejak di bangku sekolah dasar (SD), Tri Alvianti Putri Susrivani, 20, sudah mulai mengenal beragam jenis tarian tradisional tanah air. Dia belajar langsung dari sang ibu yang merupakan guru seni budaya di SMAN 2 Tuban dan pemilik Sanggar Tari Sekar Putri.
Totalitas Kecintaan cewek yang akrab disapa Alvianti pada tari tradisional dilanjutkan di bangku kuliah jurusan Sendratasik Universitas Negeri Malang (UM).
Dari puluhan tari yang dia kuasai, Alvianti mengaku paling sulit menguasai tari tradisional dari Bali. Mahasiswi semester IV ini mengatakan, tari Bali seperti tari pendet membutuhkan banyak teknik gerakan. Mulai gerakan tangan, kaki, badan, bahkan hingga mata. Semuanya berpadu untuk menciptakan tontonan yang memukau.
‘’Jika belum terbiasa menari pasti akan kesulitan jika memeragakan tari pendet dan tari Bali lainnya,’’ ungkap dia.
Cewek yang tinggal di Jalan Pattimura ini mengaku sangat menikmati menjadi penari. Kemampuannya melenggokkan tubuh itu pernah dipercaya SMAN 2 Tuban untuk melatih ekstrakurikuler tari di sekolah tersebut. Dia bahkan beberapa kali menjadi narasumber seputar seni dan budaya.
- Advertisement -
‘’Dari tari, juga bisa belajar untuk menguasai make up, kostum, dan kesenian lain,’’ kata lulusan SMAN 1 Tuban ini.
Alvianti mengaku banyak tari tradisional yang menarik dipelajari namun kurang terlalu populer. Dia mencontohkan dari Jawa Timur saja ada puluhan tari yang belum terlalu dikenal masyarakatnya. Seperti tari gelang ro’om, tari baris, dan tari margapati.
‘’Tari-tari tersebut juga tak kalah menarik untuk dipelajari,’’ ungkap cewek yang juga perias itu. (yud/wid)