DIBUKANYA Jembatan Glendeng pasca perbaikan pondasi jembatan di sisi utara di Desa Simo, Kecamatan Soko belum bisa memuaskan semua pengguna jalan. Mobil, pikap, truk, dan kendaraan berat lainnya tetap harus melintasi jalan alternatif. Dari pertigaan Soko belok ke jalan Desa Mentoro — Pandanagung — Menilo. Pengalihan kendaraan roda empat ke atas itu diperkirakan hingga awal Februari.
Kanit Dikyasa Satlantas Polres Tuban Ipda Sampir Santoso mengatakan, berdasar rekomendasi dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (DPUPR) setempat, jembatan belum bisa dilalui kendaraan berat. Karena itu, perlu pengalihan lalu lintas untuk kendaraan roda empat ke atas.
Hal yang sama berlaku untuk kendaraan sejenis dari Bojonegoro. ‘’Kami pasang bis beton untuk peringatan jembatan belum bisa dilalui kendaraan roda empat,’’ tuturnya kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Mantan kanittipol Polres Tuban ini mengatakan, pengalihan arus lalu lintas kendaraan roda empat sifatnya sementara. Dia memerkirakan waktunya hingga awal Februari atau menunggu rekomendasi DPUPR yang menyatakan konstruksi bangunan sudah kuat dan bisa dilalui kendaran berat. Rekayasa tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena konstruksi masih belum sepenuhnya matang.
Sampir mengatakan, berdasarkan studi kelaikan DPUPR dan Forum Koordinasi Lalu Lintas (Forkolantas), jembatan dipastikan aman untuk dilewati pejalan kaki dan roda dua, seperti sepeda angin dan sepeda motor.
Begitu dibuka, antrean sepeda motor langsung membeludak. Beberapa mobil yang sudah antre melintas pun kecele. Mereka terpaksa putar balik.(yud/ds)
DIBUKANYA Jembatan Glendeng pasca perbaikan pondasi jembatan di sisi utara di Desa Simo, Kecamatan Soko belum bisa memuaskan semua pengguna jalan. Mobil, pikap, truk, dan kendaraan berat lainnya tetap harus melintasi jalan alternatif. Dari pertigaan Soko belok ke jalan Desa Mentoro — Pandanagung — Menilo. Pengalihan kendaraan roda empat ke atas itu diperkirakan hingga awal Februari.
Kanit Dikyasa Satlantas Polres Tuban Ipda Sampir Santoso mengatakan, berdasar rekomendasi dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (DPUPR) setempat, jembatan belum bisa dilalui kendaraan berat. Karena itu, perlu pengalihan lalu lintas untuk kendaraan roda empat ke atas.
Hal yang sama berlaku untuk kendaraan sejenis dari Bojonegoro. ‘’Kami pasang bis beton untuk peringatan jembatan belum bisa dilalui kendaraan roda empat,’’ tuturnya kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Mantan kanittipol Polres Tuban ini mengatakan, pengalihan arus lalu lintas kendaraan roda empat sifatnya sementara. Dia memerkirakan waktunya hingga awal Februari atau menunggu rekomendasi DPUPR yang menyatakan konstruksi bangunan sudah kuat dan bisa dilalui kendaran berat. Rekayasa tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena konstruksi masih belum sepenuhnya matang.
Sampir mengatakan, berdasarkan studi kelaikan DPUPR dan Forum Koordinasi Lalu Lintas (Forkolantas), jembatan dipastikan aman untuk dilewati pejalan kaki dan roda dua, seperti sepeda angin dan sepeda motor.
- Advertisement -
Begitu dibuka, antrean sepeda motor langsung membeludak. Beberapa mobil yang sudah antre melintas pun kecele. Mereka terpaksa putar balik.(yud/ds)