TUBAN, Radar Tuban – Belum berdirinya perpustakaan umum di tiap kecamatan menjadi salah satu aspek yang mengganjal mimpi Kabupaten Tuban menjadi Kota Literasi. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Tuban Nur Khamid mengakui hal tersebut.
Kepada Jawa Pos Radar Tuban, dia mengatakan, dari 20 kecamatan, baru 12 kecamatan saja yang mempunyai perpustakaan umum. Sementara di delapan kecamatan lainnya belum berdiri. Delapan kecamatan tersebut, Montong, Grabagan, Merakurak, Parengan, Plumpang, Soko, Bangilan, dan Bancar.
Belum berdirinya perpustakaan pada delapan kecamatan tersebut karena belum terprioritaskan. Terbukti, pada anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kabupaten Tuban tahun ini tidak menganggarkan pendirian fasilitas tersebut.
Melihat antusiasme Tuban menjadi Kota Literasi, Khamid menyampaikan telah berupaya untuk menambah jumlah perpustakaan umum. Salah satunya di Kecamatan Grabagan. Sumber dananya dari P-APBD 2022 sebesar Rp 300 juta. Untuk merealisasikan hal tersebut, beberapa waktu lalu dia mengaku telah meminta izin Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky terkait hal tersebut.
‘’Mas Bupati setuju. Namun, kepastiannya belum terang,’’ ujarnya kemarin (13/5).
Mengapa Kecamatan Grabagan mendapat prioritas untuk pendirian perpustakaan? Pejabat yang juga pelatih gulat ini mengatakan, pertimbangan utamanya karena di kecamatan tersebut tersedia lahan.
Khamid berharap berdirinya perpustakaan umum di Grabagan menggeliatkan literasi masyarakat setempat. Utamanya bagi anak-anak.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Perpustakaan Disperpusip Tuban Susi Sulastri menambahkan, kondisi bangunan 12 perpustakaan umum kecamatan tersebut cukup baik. Jumlah kunjungannya juga melegakan. Rata-rata per hari sekitar 20—30 pelajar. Terkait jumlah buku yang dikoleksi, Susi memperkirakan sekitar 1.000 judul. (sab/ds)