28.7 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Pekan Ini Masih Hujan dan Angin Kencang

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tuban, bulan ini seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Namun, kenyataannya berbeda. Pekan ini hujan masih turun. Bahkan, terbilang lebat dan disertai angin kencang.

Pekan ini, fenomena klimatologis tersebut diperkirakan akan terjadi lagi.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tuban Zem Irianto. Dia menyampaikan, potensi hujan lebat dan angin kencang diperkirakan terjadi lima hari terakhir, bahkan bisa sepekan penuh. Untuk kemunculan petir, pria yang akrab disapa Zem ini mengatakan, potensi tersebut cukup besar. ”Tapi hanya sesaat,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (22/5). Kendati hanya sesaat, Zem meminta masyarakat tetap waspada.

Dia menegaskan, prakiraan BMKG dasarnya adalah penghitungan dan kajian ilmiah. Kalaupun meleset, itu di luar kewenangannya.

Baca Juga :  Wow! Ada 2.455 Akses Keuangan Terhubung Judi Online, Menkominfo Sebut Telah Diblokir

Pria kelahiran Papua ini melanjutkan, fenomena alam yang terjadi pekan lalu  dan pekan ini disebut anomali cuaca. Sifatnya hanya sebentar. Itu pun tidak lama.

Berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu muka laut di wilayah Indonesia, khususnya wilayah perairan Jawa Timur, saat ini kondisinya hangat dengan anomali positif. Sedangkan anomali suhu muka laut di wilayah Nino 3.4 (Samudera Pasifik) menunjukkan adanya dampak fenomena La Nina lemah. Temperatur suhunya lebih rendah atau dingin.

”Kondisi itulah yang memengaruhi peningkatan curah hujan di Jawa Timur, termasuk Tuban,” jelasnya.

Zem menambahkan, saat ini di atas wilayah Jawa Timur sedang berlangsung gelombang Rossby. Gelombang Rossby adalah fenomena alam yang terjadi di lapisan atmosfer. Gelombang ini memicu berkumpulnya awan hujan dengan skala yang lebih luas karena mendorong massa uap air dari Samudera Pasifik masuk menuju wilayah Indonesia. Selain itu, dari peta streamline (pola angin) beberapa waktu terakhir juga terlihat adanya gangguan cuaca berupa daerah siklonik di atas wilayah Kalimantan.

Baca Juga :  Peringatkan Hujan Lebat Disertai Angin Kencang, BMKG Imbau Masyarakat Waspada

”Gangguan cuaca ini menyebabkan terjadinya konfluen (perlambatan kecepatan angin, Red) di Laut Jawa dan awan-awan konvektif meningkat, khususnya awan Cumulonimbus di pesisir utara Jawa Timur termasuk Tuban,” terangnya.

Awan Cumulonimbis itulah yang menyebabkan terjadinya hujan lebat disertai petir dan angin kencang dalam beberapa hari terakhir di wilayah Kabupaten Tuban.

Terkait perubahan fenomena alam tersebut, dia meminta masyarakat untuk mewaspadai. (sab/ds)

TUBAN, Radar Tuban – Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tuban, bulan ini seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Namun, kenyataannya berbeda. Pekan ini hujan masih turun. Bahkan, terbilang lebat dan disertai angin kencang.

Pekan ini, fenomena klimatologis tersebut diperkirakan akan terjadi lagi.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tuban Zem Irianto. Dia menyampaikan, potensi hujan lebat dan angin kencang diperkirakan terjadi lima hari terakhir, bahkan bisa sepekan penuh. Untuk kemunculan petir, pria yang akrab disapa Zem ini mengatakan, potensi tersebut cukup besar. ”Tapi hanya sesaat,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (22/5). Kendati hanya sesaat, Zem meminta masyarakat tetap waspada.

Dia menegaskan, prakiraan BMKG dasarnya adalah penghitungan dan kajian ilmiah. Kalaupun meleset, itu di luar kewenangannya.

Baca Juga :  Demo Ribuan Buruh di IKSG Tuban Blokade Jalur Pantura

Pria kelahiran Papua ini melanjutkan, fenomena alam yang terjadi pekan lalu  dan pekan ini disebut anomali cuaca. Sifatnya hanya sebentar. Itu pun tidak lama.

Berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu muka laut di wilayah Indonesia, khususnya wilayah perairan Jawa Timur, saat ini kondisinya hangat dengan anomali positif. Sedangkan anomali suhu muka laut di wilayah Nino 3.4 (Samudera Pasifik) menunjukkan adanya dampak fenomena La Nina lemah. Temperatur suhunya lebih rendah atau dingin.

- Advertisement -

”Kondisi itulah yang memengaruhi peningkatan curah hujan di Jawa Timur, termasuk Tuban,” jelasnya.

Zem menambahkan, saat ini di atas wilayah Jawa Timur sedang berlangsung gelombang Rossby. Gelombang Rossby adalah fenomena alam yang terjadi di lapisan atmosfer. Gelombang ini memicu berkumpulnya awan hujan dengan skala yang lebih luas karena mendorong massa uap air dari Samudera Pasifik masuk menuju wilayah Indonesia. Selain itu, dari peta streamline (pola angin) beberapa waktu terakhir juga terlihat adanya gangguan cuaca berupa daerah siklonik di atas wilayah Kalimantan.

Baca Juga :  Hujan Perdana Mengguyur Wilayah Barat Tuban di Awal Musim Penghujan

”Gangguan cuaca ini menyebabkan terjadinya konfluen (perlambatan kecepatan angin, Red) di Laut Jawa dan awan-awan konvektif meningkat, khususnya awan Cumulonimbus di pesisir utara Jawa Timur termasuk Tuban,” terangnya.

Awan Cumulonimbis itulah yang menyebabkan terjadinya hujan lebat disertai petir dan angin kencang dalam beberapa hari terakhir di wilayah Kabupaten Tuban.

Terkait perubahan fenomena alam tersebut, dia meminta masyarakat untuk mewaspadai. (sab/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img