TUBAN, Radar Tuban – Pasca ditemukan kasus pertama pada 14 Mei lalu, jumlah hewan ternak yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) terus bertambah. Hingga kemarin (23/5), total sudah 115 sapi yang terdeteksi positif PMK.
Dari 115 sapi yang terjangkit virus PMK tersebut, satu sapi dilaporkan mati. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan menyusul jumlah kasus dalam sehari mencapai 59, dan menyebar di sejumlah kecamatan. Artinya, virus PMK ini sudah mulai merebak di Tuban.
‘’Sementara ditemukan di 12 kecamatan, 24 desa,’’ kata Kabid Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPP) Tuban Pipin Diah Larasati.
Kasus terbanyak ditemukan di Desa Wolutengah, Kecamatan Kerek. Sehari kemarin dilaporkan sebanyak 16 sapi positif terpapar PMK. Berikutnya disusul Desa Sadang, Kecamatan Jatirogo dan Desa Jegulo, Kecamatan Soko. Masing-masing ditemukan sepuluh kasus.
‘’Sapi-sapi yang dinyatakan positif terpapar PKM langsung diisolasi,” tuturnya.
Namun begitu, terang Pipin, penularan virus PMK ini sulit dihindari karena penyebarannya yang sangat cepat. Ditambah masih banyaknya masyarakat yang awam terhadap virus yang menyerang bagian mulut dan kaki hewan ternak ini.
‘’Belum semua masyarakat tanggap dan paham terhadap penularan virus ini, sehingga virus bisa menular dengan sangat cepat,’’ katanya.
Disampaikan Pipin, virus PMK ini bisa menyebar lewat udara dan melalui banyak media. Misalnya, terang dia, ketika orang melihat sapi yang terpapar virus PMK dengan jarak dekat, di situlah potensi virus dapat menyebar dengan sangat cepat. Apalagi, mereka yang melihat adalah peternak. Sebab, virus bisa menempel pada pakaian, lalu menular pada hewan ternaknya ketika memberikan makan dan minum.
‘’Jadi, penularan tidak hanya terjadi dalam satu kandang saja. Virus yang dibawa manusia juga bisa menular ke hewan ternak yang lain,’’ katanya memberikan pesan pada masyarakat. (fud/tok)