Radartuban.jawapos.com – Bak lepas landas. Hanya berselang tiga hari dari harga Rp 60 ribu, kemarin (7/6) harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Tuban tembus Rp 85 ribu per kilogram (kg).
Lonjakan harga bumbu dapur berasa pedas yang sangat ngaget tersebut membuat sebagian ibu-ibu rumah tangga dan pedagang makanan hampir tidak percaya. Terlebih, bagi mereka yang baru tiga hari lalu berbelanja kebutuhan dapur.
Bagaimana tidak, kenaikan harga yang mencapai Rp 25 ribu itu hanya dalam rentang tiga hari.
‘’Sangat kaget dan awalnya tidak percaya. Tak kira bakule guyon (bercanda),’’ ujar Anik, salah satu ibu rumah tangga yang rutin berbelanja kebutuhan bumbu-bumbu dapur di Pasar Baru Tuban.
Mahalnya cabai jenis rawit tersebut membuat ibu satu anak ini geleng-geleng. Sebab, lembaran uang sepuluh lima ribu yang jatahnya untuk membeli cabai hanya dapat beberapa genggam. ‘’Mungkin karena mahal ini, rasanya lebih pedas,’’ katanya lantas tertawa.
Senada disampaikan Siti. Pedagang toko perancangan sekaligus makanan ini juga terkejut ketika mengetahui lonjakan harga cabai yang hampir tidak masuk akal tersebut. ‘’Padahal empat-tiga hari lalu masih Rp 60 ribu, eh sekarang sudah 85 ribu per kilo,’’ katanya.
Tak pelak, yang awalnya akan membeli dua kilo cabai rawit dan sekilo cabai biasa, endingnya hanya beli sekilo cabai rawit dan setengah kilo cabai biasa.
‘’Iso-iso nek mundak terus, sak bijine limangatus (bisa-bisa kalau naik terus, satu bijinya Rp 500),’’ tandasnya. Siti hanya satu dari sekian banyak pedagang yang sambat dengan harga cabai rawit yang melangit tersebut.
Rumiyatun, salah satu pedagang bahan kebutuhan dapur di Pasar Baru Tuban membenarkan lonjakan harga cabai yang cukup mengagetkan tersebut. Namun, tidak banyak yang bisa diperbuat. Sebab, melambungnya harga cabai tersebut dari hulu. ‘’Sampai di pasar harganya Rp 80-85 ribu,’’ katanya.
Menurutnya, seriring dengan supplay yang terus menipis, maka potensi kenaikan masih akan terus terjadi hingga beberapa pekan ke depan. Hanya, sejauh mana harga cabai akan nge-pump, pedagang asal Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang ini tidak bisa memprediksi.
‘’Mungkin (naiknya, Red) bisa pelan-pelan, juga bisa ngaget seperti sekarang,’’ katanya.
Diungkapkan Rumiyatun, kenaikan harga pasca-Lebaran ini memang terasa aneh. Sebab, biasanya usai Idul Fitri harga-harga bahan pokok (bapok) menurun. ‘’Tapi tahun ini tambah naik,’’ tandasnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Diskop UKM Perdag) Agus Wijaya mengungkapkan, kenaikan harga cabai tertinggi terjadi di Pasar Baru Tuban, sedangkan di sejumlah pasar tradisional lainnya berkisar antara Rp 80-85 ribu per kg. ‘’Di Pasar Bangilan dan Jatirogo masih Rp 80 ribu,’’ katanya.
Meski ada kenaikan yang cukup tinggi, terang mantan Kabag Humas dan Protokol Setda ini, tren kenaikan di Tuban masih di bawah rata-rata kabupaten/kota lain. Di Surabaya misalnya. Harga tertinggi sudah menembus nominal Rp 100 ribu.
‘’Kenaikan (harga cabai, Red) merata di mana-mana. Faktornya juga sama—minimnya pasokan karena belum memasuki musim panen,’’ tandasnya. (tok)