Radartuban.jawapos.com – Pemkab Tuban harap-harap cemas menunggu kedatangan vaksin penyakit mulut kuku (PMK) dari pemerintah pusat. Sejak vaksin PMK yang diimpor dari Perancis tiba di Indonesia pada pertengahan Juni lalu, hingga saat ini Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan (DKP3) Tuban tak kunjung menerima vaksin untuk menangkal wabah yang menjangkiti ternak, khususnya sapi tersebut.
Kepala Bidang Peternakan DKP3 Tuban Pipin Diah Larasati mengatakan bahwa instansinya sudah menyampaikan usulan vaksin untuk Kota Legen. Namun, sejauh ini belum ada kabar yang menggembirakan.
‘’Semoga segera disetujui dan vaksin dapat secepatnya dikirim,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Pejabat setingkat eselon III yang akrab disapa Pipin itu menjelaskan, lambatnya pendistribusian vaksin PMK dari pemerintah pusat ditengarai alasan bahwa Tuban bukan daerah darurat wabah PMK. Praktis, lanjut dia, kota eks pelabuhan ini bukan daerah yang diprioritaskan.
Di wilayah Jawa Timur, Pipin menyebutkan, beberapa wilayah yang diprioritaskan pemerintah pusat di antaranya Kabupaten Malang, Sidoarjo,
dan Pasuruan.
‘’Se-Jatim baru tiga daerah itu yang sudah menerima vaksin PMK,’’ imbuhnya.
Dia menerangkan, alasan mengapa vaksin PMK baru diprioritaskan bagi Malang, Sidoarjo, dan Pasuruan, karena tiga daerah tersebut merupakan sentra peternakan sapi perah.
Pada pendsitribusian tahap satu ini, beber Pipin, pemerintah pusat memang lebih mengutamakan sapi perah. Baru, jika sudah banyak sapi perah menerima vaksin, akan dilanjutkan kepada sapi pedaging di mana sapi jenis ini merupakan sapi yang paling banyak dimiliki Tuban.
‘’Populasi sapi pedaging di Tuban menempati nomor dua terbanyak se-Jatim. Jumlahnya sekitar 354.650 ekor. Sedangkan sapi perah jumlahnya hanya 31 ekor,’’ ungkapnya.
Sembari berharap vaksin PMK lekas tiba, Pipin mengimbau kepada masyarakat yang memiliki ternak sapi untuk intens menjaga piaraannya.
‘’Utamanya menjaga kebersihan kandang. Sebab kebersihan kandang menjadi faktor penghambat yang cukup ampuh untuk menangkal virus PMK ini,’ tegasnya.
Pejabat berjilbab ini juga berpesan, untuk sementara waktu ini para pemilik sapi juga diimbau supaya tidak membawa sapinya ke luar kandang. Sebab, mobilitas sapi keluar kadang berpotensi besar mempercepat penularan virus PMK. Karena itu, tegas dia, pemkab juga masih memberlakukan kebijakan penutupan pasar sapi, baik di Kecamatan Kota, Kerek, maupun Jatirogo sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
‘’Begitu wabah PMK mereda, pasar-pasar sapi baru akan dibuka lagi,’’ ujarnya.
Sementara itu, berdasar data update PMK di Tuban, sejuah ini virus PMK sudah menjangkit kurang lebih sekitar 4 ribu ekor sapi. Dari kisaran angka tersebut, yang mati sembilan ekor. (sab/tok)