27.9 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Hujan Diprediksi Hingga Akhir Bulan

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Hujan di musim kemarau diprediksi masih terjadi hingga akhir Juli. Berdasarkan update dinamika atmosfer kemarin (7/7), muncul beberapa faktor yang memperkuat prediksi hujan masih akan turun hingga dua pekan ke depan. Selain  gangguan atmosfer, juga disebabkan adanya MJO (midden Julian oscilation) atau fenomena potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala luas.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban Zem Irianto Padma menjelaskan, pantauan terbaru MJO berada di kuadran 4 (sebutan wilayah Indonesia). Artinya kumpulan awan yang bergerak dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik sedang berada di atas wilayah Indonesia. ‘’Hal ini yang biasanya mengakibatkan cuaca hujan ekstrem yang muncul 30 sampai 40 hari,’’ terang dia kepada Jawa Pos Radar Tuban.

Faktor lain yang memicu hujan deras masih terjadi karena adanya aktivitas gelombang Rossby Ekuator di Indonesia. Fenomena alam tersebut berkontribusi memicu wilayah Jawa Timur menjadi lebih basah, sehingga curah hujan meningkat. Kondisi tersebut ditambah anomali suhu muka laut menunjukkan nilai positif atau lebih hangat mulai +1.0 sampai dengan +3.0 derajat Celcius. ‘’Menandakan adanya penambahan masa uap air yang mendukung pertumbuhan awan hujan,’’ kata dia.

Baca Juga :  Maret, Intensitas Hujan Mereda. BMKG: Waspada Kemarau Kering

Kondisi hujan ekstrem ditambah  perlambatan angin di lapisan 3000 feet juga menyebabkan penumpukan masa udara di sekitar wilayah Jawa. Akibatnya, atmosfer lebih labil dan menambah pertumbuhan awan hujan di wilayah Tuban. Kelima fenomena tersebut mendukung peningkatan curah hujan di Indonesia bagian barat termasuk Tuban. ‘’Gangguan atmosfer ini mengakibatkan hujan deras secara parsial,’’ ujarnya.

Lebih lanjut pejabat kelahiran Jayapura ini mengatakan, berdasarkan pengamatan AWS (automatic weather station) di Stasiun Meteorologi Kelas III Tuban pada 5 Juli 2022 pukul 19.00 – 20.00, curah hujan yang mencapai 40 mm masuk kategori cuaca paling ekstrem yang terjadi sejak musim kemarau. Fenomena ini biasanya diikuti dengan cuaca buruk seperti hujan disertai petir dan angin kencang sesaat, seperti yang terjadi di Tuban sepekan terakhir. (yud/ds)

Radartuban.jawapos.com – Hujan di musim kemarau diprediksi masih terjadi hingga akhir Juli. Berdasarkan update dinamika atmosfer kemarin (7/7), muncul beberapa faktor yang memperkuat prediksi hujan masih akan turun hingga dua pekan ke depan. Selain  gangguan atmosfer, juga disebabkan adanya MJO (midden Julian oscilation) atau fenomena potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala luas.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban Zem Irianto Padma menjelaskan, pantauan terbaru MJO berada di kuadran 4 (sebutan wilayah Indonesia). Artinya kumpulan awan yang bergerak dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik sedang berada di atas wilayah Indonesia. ‘’Hal ini yang biasanya mengakibatkan cuaca hujan ekstrem yang muncul 30 sampai 40 hari,’’ terang dia kepada Jawa Pos Radar Tuban.

Faktor lain yang memicu hujan deras masih terjadi karena adanya aktivitas gelombang Rossby Ekuator di Indonesia. Fenomena alam tersebut berkontribusi memicu wilayah Jawa Timur menjadi lebih basah, sehingga curah hujan meningkat. Kondisi tersebut ditambah anomali suhu muka laut menunjukkan nilai positif atau lebih hangat mulai +1.0 sampai dengan +3.0 derajat Celcius. ‘’Menandakan adanya penambahan masa uap air yang mendukung pertumbuhan awan hujan,’’ kata dia.

Baca Juga :  Soal Molornya Pencairan Dana Hibah KONI, Disbudporapar Tuban Angkat Bicara

Kondisi hujan ekstrem ditambah  perlambatan angin di lapisan 3000 feet juga menyebabkan penumpukan masa udara di sekitar wilayah Jawa. Akibatnya, atmosfer lebih labil dan menambah pertumbuhan awan hujan di wilayah Tuban. Kelima fenomena tersebut mendukung peningkatan curah hujan di Indonesia bagian barat termasuk Tuban. ‘’Gangguan atmosfer ini mengakibatkan hujan deras secara parsial,’’ ujarnya.

Lebih lanjut pejabat kelahiran Jayapura ini mengatakan, berdasarkan pengamatan AWS (automatic weather station) di Stasiun Meteorologi Kelas III Tuban pada 5 Juli 2022 pukul 19.00 – 20.00, curah hujan yang mencapai 40 mm masuk kategori cuaca paling ekstrem yang terjadi sejak musim kemarau. Fenomena ini biasanya diikuti dengan cuaca buruk seperti hujan disertai petir dan angin kencang sesaat, seperti yang terjadi di Tuban sepekan terakhir. (yud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img