Radartuban.jawapos.com – Apabila tidak ada aral melintang, hari ini (15/7) nasib Persatu Tuban akan diputuskan: Diakuisisi pemkab atau tetap bertahan di bawah bendera manajemen PT Persatu Putra Tuban. Keputusan tersebut akan dibahas melalui rapat bersama antara manajemen Persatu dengan perwakilan Pemkab Tuban.
Berdasar informasi terakhir yang diterima Jawa Pos Radar Tuban, hingga tadi malam tidak ada perubahan jadwal rencana pertemuan antara perwakilan pemkab dengan manajemen persatu. Sesuai rencana tetap berlangsung hari ini, Jumat (15/7). Hanya saja belum ditentukan jam dan lokasi pertemuannya.
‘’Secara detail, baik jam dan lokasi pertemuan, masih dikomunikasikan,’’ kata Kabid Pemuda dan Olahraga Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata Tuban (Disbudporapar) Tuban Arman Mitra, kemarin (14/7).
Disampaikan Arman—sapaan akrabnya, pertemuan untuk membahas masa depan Persatu sudah disiapkan matang. Artinya, rencana pertemuan tersebut sudah menjadi keinginan bersama untuk kebaikan Laskar Ronggolawe—sebutan Persatu Tuban. Bahkan, terang mantan ajudan Bupati Tuban Periode 2001-2006/2006-2011, Haeny Relawati Rini Widyastuti ini, agendaanya sudah mengarah pada penyerahan pengelolaan Persatu. ‘’Perihal pengelolaan Persatu ke depan,’’ tandasnya.
Komisaris Utama PT Persatu Putra Tuban Nashruddin Ali masih belum bisa dikonfirmasi. Beberapa kali dikonfirmasi belum memberikan tanggapan. Pesan singkat yang dikirim wartawan koran ini juga tidak dijawab.
Sebagaimana diketahui, rencana untuk mengakuisisi Persatu muncul setelah ada desakan dari para supporter Persatu. Akuisisi oleh pemkab dinilai sebagai langkah terkahir untuk membenahi manajemen Persatu yang tak kunjung ada kepastian. Namun, proses akuisisi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, Persatu merupakan tim sepak bola yang sudah dikelola secara profesional oleh perusahan—PT Persatu Putra Tuban. Di antara pemegang sahamnya, yakni mantan CEO Persatu Nashruddin Ali, Ketua DPRD Tuban Miyadi, anggota DPRD Tuban Fahmi Fikroni, dan anggota DPR RI Ratna Juwita Sari.
Suramnya masa depan Persatu ini pasca terdegradasi dari liga 2 ke liga 3 pada 2019. Sejak saat itu, Persatu semakin redup hingga memantik reaksi supporter—meminta Pemkab Tuban segera turun tangan membenahi manajemen Persatu. (zak/tok)