Radartuban.jawapos.com – Pertemuan antara perwakilan Pemkab Tuban dengan manajemen dan pengurus Persatu pada Jumat (15/7) baru sebatas tahap awal. Belum ada kesepakatan antar kedua belah pihak perihal rencana akuisisi Persatu.
Meski demikian, setidaknya sudah ada ruang komunikasi yang terjalin. Informasi yang diterima Jawa Pos Radar Tuban, agenda duduk satu meja yang diinisiasi pemkab tersebut berlangsung di salah satu tempat makan di Kecamatan Semanding.
Hadir mewakili pemerintah daerah sekaligus memimpin jalannya alur pembahasan, Sekretaris Daerah (Sekda) Budi Wiyana. Turut mendampingi, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistika, dan Persandian (Diskominfotiksan) Arif Handoyo dan Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olah raga serta Pariwisata (Disbudporapar) Tuban M. Emawan Putra beserta Kabid Pemuda dan Olahraga Arman Mitra. Sedangkan dari manajemen Persatu diwakili Komisaris Utama PT Persatu Putra Tuban Nashruddin Ali. Hadir juga perwakilan elemen suporter Persatu.
‘’Istilahnya (calon pengelola Persatu yang baru, yang diinisiasi pemkab, Red) kulonuwun,’’ ujar salah satu sumber terpercaya yang ikut dalam pertemuan tersebut.
Karenannya, terang dia, belum ada titik temu yang menjadi kesepakatan antara pemkab dan manajemen Persatu. Namun begitu, ujar sumber yang enggan disebutkan namanya ini, pertemuan tersebut berlangsung cair. Pokok pembahasannya juga satu frekuensi, yakni sama-sama untuk kepentingan dan kebaikan Persatu. Wujud keakraban juga tampak dari foto bersama setelah pertemuan.
‘’Masih tahap kulonuwun,’’ tandas sumber wartawan koran.
Kepala Diskominfotiksan Tuban Arif Handoyo saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pertemuan tersebut baru tahap awal. Masih ada pertemuan lanjutan.
‘’Intinya, kita semua tetap menginginkan Persatu tetap bisa mengikuti kompetisi Liga 3 tahun ini,’’ katanya tanpa menjelasakan secara detail hasil dari pertemuan awal tersebut.
Dijelaskan Arif, waktu persiapan untuk mengikuti Liga 3 sangat pendek. Karenanya, dibutuhkan kepastian dengan segera. Kepastian inilah yang sedang dirumuskan bersama. Apakah termasuk kepastian untuk mengaukisisi Persatu? mantan Kabag Hukum Setda Tuban ini belum bisa memberikan jabawan pasti. Alasannya, masih ada beberapa opsi yang harus diputuskan terlebih dulu.
‘’Ada opsi-opsi, tentunya yang terbaik untuk Persatu,’’ katanya diplomatis.
Namun, saat ditanya: Apakah mengakuisisi Persatu merupakan opsi terbaik? Lagi-lagi pejabat bergelar sarjana hukum ini hanya memberikan jawaban diplomatis. ‘’Yang terbaik dari yang terbaik tentunya,’’ tandasnya.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Tuban, sejumlah syarat umum telah diajukan ke calon pengelola baru yang diwakili dari unsur pemkab. Di antara syarat umum yang diajukan, manajemen baru Persatu harus serius dan lebih berprestasi, serta tetap ber-homebase di Stadion Bumi Wali, kompleks Tuban Sport Center. Juga tidak tidak ada perubahan warna jersey.
Selain syarat-syarat umum tersebut, juga ada opsi-opsi lain yang masih didalami calon pengelola baru Persatu Tuban. Yakni, antara mengelola mengelola Persatu tanpa mengambil alih atau mengambil alih seratus persen dengan mengubah badan hukum PT yang menaungi Persatu. Kedua opsi tersebut memiliki syarat dan ketentuan berlaku.
Juru bicara Persatu Tuban Slamet Dwiyanto mengatakan, pertemuan yang digagas calon pengelola Persatu ini baru sebatas silaturahmi dan komunikasi awal. Intinya, terang dia, pengurus Persatu membuka pintu lebar-lebar kepada calon pengelola Persatu yang baru. Bahkan, pengurus Persatu mempersilakan untuk menyiapkan tim sembari berjalan melengkapi proses legal formal sekaligus skema pengelolaan tim ke depan.
‘’Intinya kita di un dang oleh calon penge lola Persatu yang baru,’’ terang pengusaha pengusaha advertising itu.
Sebagaimana diketahui, rencana untuk mengakuisisi Persatu muncul setelah ada desakan dari para supporter Persatu. Akuisisi oleh pemkab dinilai sebagai langkah terakhir untuk membenahi manajemen Persatu yang tak kunjung ada kepastian.
Namun, proses akuisisi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, Persatu merupakan tim sepak bola yang sudah dikelola secara profesional oleh perusahan—PT Persatu Putra Tuban. Di antara pemegang sahamnya, yakni mantan CEO Persatu Nashruddin Ali, Ketua DPRD Tuban Miyadi, anggota DPRD Tuban Fahmi Fikroni, dan anggota DPR RI Ratna Juwita Sari.
Suramnya masa depan Persatu ini pasca terdegradasi dari liga 2 ke liga 3 pada 2019. Sejak saat itu, Persatu semakin redup hingga memantik reaksi supporter—meminta Pemkab Tuban segera turun tangan membenahi manajemen Persatu. (zak/tok)