Radartuban.jawapos.com – SMAN 2 Tuban memperingati Hari Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia dengan rangkaian kegiatan yang sederhana, namun penuh makna. Dimulai dengan berbagai kegiatan lomba yang diikuti keluarga besar SMAN 2 Tuban. Kemudian dilanjutkan tasyakuran kemerdekaan untuk mendoakan dan mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang.
Kepala SMAN 2 Tuban Drs. H. Mukti, M.Pd mengatakan, hari kemerdekaan diperingati keluarga besar SMADA dengan berbagai kegiatan. Kegiatan internal untuk melestarikan permainan tradisional, antara lain, lomba gobak sodor, holahop, nyunggi tampah, dan sunda manda. Juga lomba akademik, yakni lomba literasi (artikel kebangsaan).
Peserta didik juga mengikuti peringatan hari kemerdekaan yang diselenggarakan Pemkab Tuban. Antara lain, gerak jalan dan Tuban Specta Night (TSN) Carnival.
‘’Mengenang jasa pahlawan adalah bagian gerakan cinta tanah air,’’ tegas Mukti.
Lulusan pascasarjana Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini menyampaikan, peringatan hari kemerdekaan merupakan upaya untuk membangkitkan semangat semua elemen bangsa. Dulu, para pejuang rela mengorbankan jiwa dan raga untuk
meraih kemerdekaan. Sekarang, para generasi muda rela berkorban waktu dan tenaga untuk meraih cita-cita setinggi mungkin.
‘’Semangat para pahlawan harus menjadi teladan para siswa dalam meraih prestasi dan cita-cita,’’ ujarnya.
Kepala sekolah berprestasi ini menjelaskan, pada TSN Carnival, SMADA mengusung tema Sri Huning dan Prajurit Bhayangkara. Sri Huning adalah bagian dari tokoh legendaris asal Tuban.
Pesan yang ingin disampaikan adalah semua tokoh hebat dan besar selalu memiliki kisah perjuangan besar di baliknya.
‘’Demikian pula bagi siswa yang kelak akan menjadi tokoh besar negeri ini juga pasti menyimpan kisah perjuangan yang luar biasa,’’ ungkap dia.
Mukti menambahkan, dalam mencetak generasi masa depan yang berwawasan global, SMADA selalu mengedepankan kegiatan belajar mengajar yang nyaman.
Dalam setiap kegiatan, selalu mengusung semangat kekeluargaan antara guru dan siswa. Dengan demikian, tidak ada sekat dalam kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah.
‘’Karena itu, setiap momentum selalu dimaksimalkan untuk kegiatan yang melibatkan te
naga pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik,’’ ujarnya. (yud/ds)