28.7 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Empat Desa Ajukan Permintaan Pasokan Air

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Desa terdampak kekeringan di Tuban tahun ini diperkirakan berkurang. Sampai kemarin (19/9), baru empat desa yang mengajukan distribusi air bersih. Keempat desa tersebut tersebar di tiga kecamatan.

Yakni, Kecamatan Semanding (1 desa), Kecamatan Grabagan (2 desa), dan Kecamatan Parengan (1 desa). Jumlah tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (2021) yang dialami 26 desa.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Sudarmaji mengatakan, menurunnya jumlah desa yang mengalami kekeringan tahun ini karena kondisi cuaca mengalami perubahan drastis. Terbukti, bulan ini hujan masih mengguyur sejumlah daerah di Bumi Ronggolawe.

‘’Tahun ini masuk kategori kemarau basah,’’ ujarnya.

Sebutan kemarau basah, menurut Darmaji, sapaannya merujuk pada rentang waktu
kemarau yang sangat singkat. Seharusnya Juni hingga September memasuki musim
ke marau, tapi hujan masih sering turun.

Baca Juga :  Perbaiki Jalan Jatirogo—Bulu Serap Rp 15 M

‘’Bahkan Badan Meteo rologi Klimatologi dan Geofisika sudah mewantiwanti kami kalau akhir September dan awal Oktober nanti sudah memasuki musim hujan lagi,’’ ujar mantan camat Grabagan itu.

Kondisi cuaca inilah, kata Darmaji, yang menjadikan kekeringan tahun ini tidak terlalu banyak melanda desa. Empat desa yang mengalami kekeringan tersebut, menurut dia, kondisinya tidak terlalu parah.

Sebelum memasok air bersih, lanjut dia, institusinya melakukan asesmen untuk memastikan apakah benar titik di desa itu kekeringan dan benar-benar membutuhkan bantuan BPBD. Karena jika di desa tersebut memiliki program Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) atau sudah teraliri PDAM, maka seharusnya BPBD tidak perlu turun tangan.

Baca Juga :  Pendaftar Sementara TK 7.015 Anak

‘’Kalau memang desa tidak ada sumber air lain dan harus dari BPBD, maka baru kami kirim air,’’ tegas mantan kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Tuban itu.

Darmaji menyampaikan, mulai tahun ini bupati Tuban memiliki program penanganan kekeringan jangka panjang. Bukan hanya memasok air, tetapi harus ada air bersih yang
menjangkau desa yang mengalami kekeringan.

Dengan demikian, untuk penanganan kekeringan ke depannya bakal dilakukan lintas sektoral. Bukan hanya BPBD, tetapi juga dari PDAM dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat Dan Ka wasan Permukiman Tuban. (fud/ds)

Radartuban.jawapos.com – Desa terdampak kekeringan di Tuban tahun ini diperkirakan berkurang. Sampai kemarin (19/9), baru empat desa yang mengajukan distribusi air bersih. Keempat desa tersebut tersebar di tiga kecamatan.

Yakni, Kecamatan Semanding (1 desa), Kecamatan Grabagan (2 desa), dan Kecamatan Parengan (1 desa). Jumlah tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (2021) yang dialami 26 desa.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Sudarmaji mengatakan, menurunnya jumlah desa yang mengalami kekeringan tahun ini karena kondisi cuaca mengalami perubahan drastis. Terbukti, bulan ini hujan masih mengguyur sejumlah daerah di Bumi Ronggolawe.

‘’Tahun ini masuk kategori kemarau basah,’’ ujarnya.

Sebutan kemarau basah, menurut Darmaji, sapaannya merujuk pada rentang waktu
kemarau yang sangat singkat. Seharusnya Juni hingga September memasuki musim
ke marau, tapi hujan masih sering turun.

- Advertisement -
Baca Juga :  Cerita Legenda Danau Toba Sukses Disuguhkan SMKN 1 Tuban Secara Apik

‘’Bahkan Badan Meteo rologi Klimatologi dan Geofisika sudah mewantiwanti kami kalau akhir September dan awal Oktober nanti sudah memasuki musim hujan lagi,’’ ujar mantan camat Grabagan itu.

Kondisi cuaca inilah, kata Darmaji, yang menjadikan kekeringan tahun ini tidak terlalu banyak melanda desa. Empat desa yang mengalami kekeringan tersebut, menurut dia, kondisinya tidak terlalu parah.

Sebelum memasok air bersih, lanjut dia, institusinya melakukan asesmen untuk memastikan apakah benar titik di desa itu kekeringan dan benar-benar membutuhkan bantuan BPBD. Karena jika di desa tersebut memiliki program Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) atau sudah teraliri PDAM, maka seharusnya BPBD tidak perlu turun tangan.

Baca Juga :  Pendaftar Sementara TK 7.015 Anak

‘’Kalau memang desa tidak ada sumber air lain dan harus dari BPBD, maka baru kami kirim air,’’ tegas mantan kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Tuban itu.

Darmaji menyampaikan, mulai tahun ini bupati Tuban memiliki program penanganan kekeringan jangka panjang. Bukan hanya memasok air, tetapi harus ada air bersih yang
menjangkau desa yang mengalami kekeringan.

Dengan demikian, untuk penanganan kekeringan ke depannya bakal dilakukan lintas sektoral. Bukan hanya BPBD, tetapi juga dari PDAM dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat Dan Ka wasan Permukiman Tuban. (fud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img