Radartuban.jawapos.com – Narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) seakan memiliki segmen pasar tersendiri di Tuban. Sabu-sabu banyak dikonsumsi para sopir dan pekerja. Sedangkan pil koplo banyak dibeli dan di konsumsi pelajar.
Segmentasi konsumen itu yang dipaparkan Kasatreskoba Iptu Teguh Triyo Handoko saat merilis hasil tangkapan narkoba. Teguh memaparkan, narkoba yang paling banyak beredar di Tuban adalah sabu-sabu dan pil koplo jenis Dobel L. Untuk sabu-sabu dijual kisaran Rp 1,2 – 1,7 juta per gramnya. Sedangkan pil koplo dijual Rp 40 ribu per tik berisi sepuluh butir.
Dengan harga yang terpaut jauh tersebut, segmentasi konsumen dari dua jenis zat adiktif tersebut juga berbeda.
‘’Sabu-sabu banyak dibeli pekerja, sedangkan Dobel L banyak dibeli pelajar,’’ ujarnya.
Mantan kepala Unit Tipidter Satreskrim Polres Tuban ini mengatakan, peredaran narkoba di Tuban cukup tinggi. Sebulan terakhir enam orang ditangkap. Mereka terdiri dari lima pengedar sabu dan satu pengedar pil koplo. Pengedar sabu tersebut berinisial RA, YUA, SU, DAY, dan WS. Tiga orang yang disebut pertama merupakan warga Kecamatan Widang dan dua orang lainnya warga Kecamatan Plumpang. Sedangkan pengedar pil koplo berinisial TAA warga Kecamatan Bangilan. Seluruhnya menjalani hukuman pidana penjara dan tidak ada yang direhabilitasi. Total barang bukti yang diamankan 22,8 gram sabu dan 590 butir pil koplo.
‘’Mayoritas pengedar sabu mengaku mendapatkan narkoba dari seseorang di Gresik yang masih DPO,’’ kata dia.
Terkait banyaknya pil koplo yang menyasar para pelajar, Teguh mengimbau orang tua untuk lebih aktif mengawasi buah hatinya.
Perwira berpangkat balok dua di pundak ini menyampaikan, pengedar pil koplo mengaku beraksi di sekitar Kecamatan Merakurak dan Montong. Pembelinya pelajar SMP dan SMA. Sedangkan sabu-sabu dikonsumsi sopir ekspedisi atau pengirim barang. (yud/ds)
Radartuban.jawapos.com – Narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) seakan memiliki segmen pasar tersendiri di Tuban. Sabu-sabu banyak dikonsumsi para sopir dan pekerja. Sedangkan pil koplo banyak dibeli dan di konsumsi pelajar.
Segmentasi konsumen itu yang dipaparkan Kasatreskoba Iptu Teguh Triyo Handoko saat merilis hasil tangkapan narkoba. Teguh memaparkan, narkoba yang paling banyak beredar di Tuban adalah sabu-sabu dan pil koplo jenis Dobel L. Untuk sabu-sabu dijual kisaran Rp 1,2 – 1,7 juta per gramnya. Sedangkan pil koplo dijual Rp 40 ribu per tik berisi sepuluh butir.
Dengan harga yang terpaut jauh tersebut, segmentasi konsumen dari dua jenis zat adiktif tersebut juga berbeda.
‘’Sabu-sabu banyak dibeli pekerja, sedangkan Dobel L banyak dibeli pelajar,’’ ujarnya.
Mantan kepala Unit Tipidter Satreskrim Polres Tuban ini mengatakan, peredaran narkoba di Tuban cukup tinggi. Sebulan terakhir enam orang ditangkap. Mereka terdiri dari lima pengedar sabu dan satu pengedar pil koplo. Pengedar sabu tersebut berinisial RA, YUA, SU, DAY, dan WS. Tiga orang yang disebut pertama merupakan warga Kecamatan Widang dan dua orang lainnya warga Kecamatan Plumpang. Sedangkan pengedar pil koplo berinisial TAA warga Kecamatan Bangilan. Seluruhnya menjalani hukuman pidana penjara dan tidak ada yang direhabilitasi. Total barang bukti yang diamankan 22,8 gram sabu dan 590 butir pil koplo.
- Advertisement -
‘’Mayoritas pengedar sabu mengaku mendapatkan narkoba dari seseorang di Gresik yang masih DPO,’’ kata dia.
Terkait banyaknya pil koplo yang menyasar para pelajar, Teguh mengimbau orang tua untuk lebih aktif mengawasi buah hatinya.
Perwira berpangkat balok dua di pundak ini menyampaikan, pengedar pil koplo mengaku beraksi di sekitar Kecamatan Merakurak dan Montong. Pembelinya pelajar SMP dan SMA. Sedangkan sabu-sabu dikonsumsi sopir ekspedisi atau pengirim barang. (yud/ds)