TUBAN, Radar Tuban – Menyelesaikan fenomena motor bergerobak yang mengangkut penumpang di jalan raya tak semudah membalik telapak tangan. Kasatlantas Polres Tuban AKP Arum Inambala mengatakan, tindakan yang ditempuh Koprs Bhayangkara untuk menertibkan fenomena tersebut lebih mengedepankan persuasif. Menurut dia, penegakan hukum bukan pilihan yang saklek. ”Alasan pengemudi angkutan bodong sangat melankolis,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (14/1).
Setiap kali terjaring razia atau patroli kepolisian, kata dia, para pengemudi motor bergerobak yang memuat penumpang mengaku terpaksa melakukan demi urusan perut.
Arum sapaan akrabnya mengatakan, alasan inilah yang menyentuh nurani petugas di lapangan. ”Menimbulkan perasaan yang dilematis,” ungkap perwira asal Palembang itu.
Arum menjelaskan, dilema ini muncul karena sebagai petugas harus menjunjung tinggi profesionalisme. Di sisi lain, polisi juga mempunyai tanggung jawab memahkotakan humanisme dalam setiap tindakan yang diambil. Menghadapi dilema tersebut, dia mengaku lebih mengutamakan tindakan yang humanis.
”Kepada mereka (pengemudi angkutan bodong, Red) kami lakukan sosialisasi ketika terjaring razia atau patroli,” ujar perwira berpangkat balok tiga di pundak itu.
Sosialisasi tersebut dilakukan sekaligus memberi peringatan. Jika setelah diperingatkan para pengemudi motor bergerobak yang mengangkut penumpang tersebut masih melanggar, maka baru dilakukan penindakan hukum.
”Meski sangat tidak tega, penindakan terpaksa harus dilakukan juga,” ujarnya. Namun, secara pribadi dan institusi, Arum berharap angkutan bodong tersebut dapat menyadari kesalahannya.
Di bagian lain, dia mengatakan, angkutan bodong kerap meresahkan pengemudi angkutan resmi. Karena itu, mobilitas angkutan ilegal tersebut rawan memunculkan gesekan yang mengarah pada tindakan kriminal.
Terkait program angkutan khusus pelajar yang pernah menjadi wacana Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLH Hub) Tuban Arum menyambut baik. Polisi berjilbab ini mengampaikan, program tersebut diharapkan mengurai benang kusut angkutan bodong di Bumi Wali, khususnya yang mengangkut siswa.(sab/ds)