27.9 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Sekolah Terendam Banjir, Belajar Mengajar Terpaksa Diliburkan

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Aktivitas belajar mengajar di SDN Sumurgung 1 dan MI Salafiyah Merakurak kemarin (19/10) terpaksa diliburkan. Pemicunya, halaman dan ruang kelas anak didik kedua lembaga pendidikan tersebut terendam banjir.

Pantauan Jawa Pos Radar Tuban di SDN Sumurgung 1 kemarin pagi, sepuluh lantai ruang yang terdiri dari ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, dan ruang perpustakaan tergenang air dan lumpur. Kondisi yang sama juga terlihat di halaman sekolah setempat.

Untuk membersihkan sekolah tersebut dari endapan lumpur yang terbawa arus air, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban menerjunkan satu unit mobil tangki plus satu unit mobil damkar.

Plt Kepala SDN Sumurgung 1 Wahyu Sulistyowati mengatakan, sekolahnya menjadi langganan banjir setiap musim penghujan. Untuk banjir kali ini kondisinya paling parah dibanding banjir tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga :  Banjir Rendam Wilayah Selatan Tuban, Terparah Capai 1 Meter Lebih

‘’Padahal lantai ruang kelas sudah ditinggikan, air masih saja masuk,’’ ujarnya.

Wahyu, sapaannya mengungkapkan, bah yang menggenangi halaman dan seluruh kelasnya tersebut masuk dari lubang pagar belakang sekolahnya yang ambruk. Lubang inilah yang menjadi jalan air. Karena aktivitas belajar mengajar tidak memungkinkan digelar, lanjut dia, seluruh siswanya hanya diminta masuk pagi untuk kerja bakti membersihkan sekolah. Setelah itu, kata Wahyu, mereka dipulangkan. Kalau bah tidak kembali menggenang, dia menjadwalkan Kamis (20/10) hari ini, aktivitas belajar diselenggarakan.

Sementara itu, MI Salafiyah di Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak yang juga terendam banjir kondisinya tidak terlalu parah. Air hanya menggenangi halaman dan tidak masuk ruang kelas.

Baca Juga :  Pengumuman Hasil Seleksi Anggota Bawaslu Kabupaten se-Jatim Kembali Ditunda

Kepala MI Salafiyah Nasirudin mengatakan, banjir pertama datang Selasa (18/10) sekitar pukul 01.00 dini hari. Bah tersebut kiriman dari daerah hulu di Desa Kapu, Kecamatan Merakurak. Meski genangan tak masuk ruang kelas, kata dia, sekolah tetap meliburkan.

‘’Dikhawatirkan saat masuk, anak-anak malah bermain air,’’ ujarnya. (fud/ds)

Radartuban.jawapos.com – Aktivitas belajar mengajar di SDN Sumurgung 1 dan MI Salafiyah Merakurak kemarin (19/10) terpaksa diliburkan. Pemicunya, halaman dan ruang kelas anak didik kedua lembaga pendidikan tersebut terendam banjir.

Pantauan Jawa Pos Radar Tuban di SDN Sumurgung 1 kemarin pagi, sepuluh lantai ruang yang terdiri dari ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, dan ruang perpustakaan tergenang air dan lumpur. Kondisi yang sama juga terlihat di halaman sekolah setempat.

Untuk membersihkan sekolah tersebut dari endapan lumpur yang terbawa arus air, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban menerjunkan satu unit mobil tangki plus satu unit mobil damkar.

Plt Kepala SDN Sumurgung 1 Wahyu Sulistyowati mengatakan, sekolahnya menjadi langganan banjir setiap musim penghujan. Untuk banjir kali ini kondisinya paling parah dibanding banjir tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga :  Endapan Lumpur Akibat Banjir Bandang Ganggu Aktivitas Belajar-Mengajar

‘’Padahal lantai ruang kelas sudah ditinggikan, air masih saja masuk,’’ ujarnya.

- Advertisement -

Wahyu, sapaannya mengungkapkan, bah yang menggenangi halaman dan seluruh kelasnya tersebut masuk dari lubang pagar belakang sekolahnya yang ambruk. Lubang inilah yang menjadi jalan air. Karena aktivitas belajar mengajar tidak memungkinkan digelar, lanjut dia, seluruh siswanya hanya diminta masuk pagi untuk kerja bakti membersihkan sekolah. Setelah itu, kata Wahyu, mereka dipulangkan. Kalau bah tidak kembali menggenang, dia menjadwalkan Kamis (20/10) hari ini, aktivitas belajar diselenggarakan.

Sementara itu, MI Salafiyah di Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak yang juga terendam banjir kondisinya tidak terlalu parah. Air hanya menggenangi halaman dan tidak masuk ruang kelas.

Baca Juga :  Jawa Pos Radar Tuban Bersama Kemenag Gelar Pildacil

Kepala MI Salafiyah Nasirudin mengatakan, banjir pertama datang Selasa (18/10) sekitar pukul 01.00 dini hari. Bah tersebut kiriman dari daerah hulu di Desa Kapu, Kecamatan Merakurak. Meski genangan tak masuk ruang kelas, kata dia, sekolah tetap meliburkan.

‘’Dikhawatirkan saat masuk, anak-anak malah bermain air,’’ ujarnya. (fud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img