Radartuban.jawapos.com -Pembangunan drainase di sebagian ruas utara Jalan Gedongombo, Kecamatan Semanding kemarin (28/11) siang kembali menjebol pipa tersier Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Lestari Tuban.
Titik saluran yang jebol kali ini persis di depan pintu gerbang timur Perumahan Gedongombo. Untuk meminimalisasi semburan air yang begitu kuat, pekerja proyek menutup lubang pipa tersebut dengan beton pembatas trotoar.
Karena pipa jebol, saluran air ke rumah warga di lingkungan pemukiman sekitar dan Perum Gedongombo terganggu. Ini merupakan kesekian kalinya pipa perumdam jebol akibat terkena mesin breaker dan excavator yang dioperasikan pelaksana proyek sejak Kamis (17/11).
Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Slamet Dwi Yanto, warga Perumahan Gedongombo kembali menyayangkan jebolnya pipa perumdam akibat aktivitas proyek drainase. Dia mengatakan, kerusakan pipa yang kesekian kalinya menunjukkan pelaksana proyek tidak memiliki perencanaan dan pertimbangan yang matang.
Begitu juga dengan putusnya kabel PLN, serta putusnya kabel penyedia layanan wifi dan televisi kabel.
‘’Pelaksana proyek terkesan hanya mengejar target pengerjaan dan mengabaikan fasilitas umum di sekitarnya,’’ tegasnya.
Bahkan, dia terang-terangan menyebut pelaksana proyek tidak mempertimbangkan penutupan akses jalan umum.
Dwi, sapaannya kemudian mencontohkan penggalian tanah di pintu gerbang Perumahan Gedongombo.
Seharusnya, akses jalan tersebut digali setelah u-ditch, produk beton pracetak untuk saluran tersebut datang.
‘’Dengan demikian, jalan tersebut tidak terbengkalai berhari-hari dan menutup akses transportasi warga di lingkungan setempat,’’ ujar warga RT 07, RW 07 Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding itu.
Perlu diketahui, proyek pembangunan drainase di sebagian ruas utara Jalan Gedongombo sepanjang 258 meter tersebut untuk meminimalisasi genangan air selama hujan.
Pelaksana proyek tersebut CV Vina Valen Jaya asal Desa Mentoro, Kecamatan Soko. Dana yang digelontorkan Rp 331 juta bersumber dari perubahan anggaran pendapatan belanja daerah (PAPBD) Tuban.
Direktur Perumdam Tirta Lestari Tuban Slamet Riyadi mengaku belum menerima laporan masyarakat terkait rusaknya pipa akibat aktivitas proyek drainase di sejumlah titik dalam kota.
‘’Aman-aman saja,’’ kata dia.
Slamet menyampaikan, sejauh ini pihaknya selalu berkoordinasi dengan kontraktor pelaksana proyek pembangunan atau optimalisasi drainase. Itu dilakukan agar jaringan pipa perumdam tidak terdampak akibat kegiatan proyek.
‘’Kalau memang ada potensi membahayakan atau merusak jaringan pipa, kami langsung menurunkan petugas untuk mengawal pelaksanaan proyek,’’ jelasnya.
Sarjana hukum jebolan Universitas Sunan Bonang itu melanjutkan, petugas yang diturunkan untuk mengawal pelaksanaan proyek pembangunan drainase diarahkan untuk menuntun pengoperasian alat berat.
Dia mengakui dari sekian jenis tahap pelaksanaan proyek pembangunan drainase, tahap pengerukan tanah untuk pema sangan u-ditch adalah tahap paling riskan terhadap jaringan pipa perusahaannya. Karena itu, dia selalu berpesan agar pelaksana proyek tidak asal mengeruk tanah.
‘’Kendati masih ada kerusakan jaringan pipa yang ditimbulkan secara tidak sengaja,
petugas kami lang sung mem perbaikinya,’’ imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (DPUPR PRKP) Tuban Aisyah memberi keterangan serupa.
Dia mengemukakan, selama ini pihaknya selalu berkoordinasi dengan Perumdam Tirta Lestari Tuban dalam tiap pelaksanaan proyek pembangunan drainase. Terkait keluhan kerusakan jaringan pipa akibat pelaksanaan proyek yang dibidangi, Aisyah mengaku pernah menerima.
‘’Kami meminta masyarakat untuk memakluminya. Begitu mengetahui ada kerusakan, petugas (dari Perumdam Tirta Lestari Tuban, Red) langsung turun ke lokasi untuk melakukan perbaikan secepat mungkin,’’ tandasnya. (sab/tok/ds)