29.2 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Penting! Kembangkan Ekonomi Tuban di Sektor Pertanian

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Kepala BPS Tuban Eko Mardiana mengungkapkan, permasalahan ekonomi pada 2023 ini akan sangat kompleks seiring munculnya ancaman resesi. Yang sudah dirasakan saat ini adalah imbas dari perang Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai. Dampaknya, ekonomi dunia tidak stabil. Sehingga memicu harga-harga kebutuhan pokok naik. ‘’Adanya perang itu membuat harga gandum dan minyak semakin tinggi. Juga BBM berpotensi kembali naik,’’ ujarnya.

Kendati demikian, Eko optimis ekonomi di Kabupaten Tuban tidak akan terganggung dengan ancaman-ancaman resesi. Tuban diyakini akan tetap mampu survive selama 2023, dan ekonomi akan tetap tumbuh. Kemiskinan juga turun. ‘’Untuk di daerah. Sepertinya dampak ekonomi global tidak terlalu parah. Berbeda dengan nasional yang akan berhadapan langsung dengan resesi ekonomi,’’ ujarnya.

Namun demikian, tegas Eko, tidak lantas pemerintah daerah diam saja. Ada beberapa syarat yang harus dijalankan agar masyarakat Tuban tetap survive. Satu di antara yang paling penting, yakni tidak boleh hanya bergantung pada sektor industri. Menurutnya, Tuban memiliki potensi ekonomi yang sangat kuat dan tidak terpengaruh dengan ekonomi gelobal, yakni sektor pertanian. ‘’Pertanian adalah kekuatan ekonomi yang tidak terpengaruh resesi. Untuk itu, potensi pertanian ini harus semakin dikuatkan lagi,’’ ujarnya.

Baca Juga :  Pemerintah Serap Dana Rp 6 Triliun dari Lelang Enam Seri SBSN

Merujuk pada data BPS 2021, lapangan usaha utama paling besar di Kota Legen adalah sektor pertanian, yakni sebanyak 39,43 persen, sedangkan industri hanya 20,73 persen. ‘’Dengan potensi agraris yang sebesar itu, sektor pertanian harus digarap secara serius oleh Pemkab Tuban,’’ tuturnya.

Kenapa sektor pertanian penting digarap secara serius, sebab meski menjadi lapangan pekerjaan paling besar, produk domestik regional bruto (PDRB) dari sektor pertanian masih rendah, hanya sekitar 19,84 persen. Masih kalah dengan sektor industri 48,80 persen dan sektor jasa 26,50 persen. Itulah sebabnya sektor pertanian harus ditingkatkan. ‘’(Sektor pertanian, Red) menjadi penting untuk ditingkatkan karena pertanian bisa menjadi solusi ketika sektor industri terdampak resesi,’’ jelas Eko.

Baca Juga :  Bank Mandiri Genjot Kepemilikan Kendaraan Listrik Melalui Kopra dan Livin’

Sejauh ini, lanjut pejabat BPS yang pernah bertugas di Papua tersebut, Pemkab Tuban sudah bergerak meningkatkan potensi sektor pertanian. Namun, harus diakui belum optimal. ‘’Karena itu, penting untuk terus dioptimalkan dengan program-program yang konkret,’’ katanya.

Perihal upaya mengerek pertumbuhan ekonomi. Menurut Eko, sejauh ini upaya pemkab dalam meninggeliatkan ekonomi melalui gelaran event-event sudah tepat. Namun, segala upaya harus dilakukan secara konsisten. Tidak bisa hanya sekali. ‘’Semakin banyak event yang digelar, maka ekonomi akan turut bergerak,’’ ujarnya.

Seiring dengan transisi pandemi ke endemi dan dicabutkan kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Eko semakin optimis kegiatan ekonomi informal akan semakin bergeliat. Dengan begitu, kekhawatiran terhadap resesi ekonomi tidak akan terjadi di Tuban. ‘’Saya optimis ekonomi di Tuban tak terpengaruh resesi. Sebaliknya, ekonomi semakin tumbuh,’’ tandas alumnus Universitas Jember tersebut. (fud/tok)

Radartuban.jawapos.com – Kepala BPS Tuban Eko Mardiana mengungkapkan, permasalahan ekonomi pada 2023 ini akan sangat kompleks seiring munculnya ancaman resesi. Yang sudah dirasakan saat ini adalah imbas dari perang Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai. Dampaknya, ekonomi dunia tidak stabil. Sehingga memicu harga-harga kebutuhan pokok naik. ‘’Adanya perang itu membuat harga gandum dan minyak semakin tinggi. Juga BBM berpotensi kembali naik,’’ ujarnya.

Kendati demikian, Eko optimis ekonomi di Kabupaten Tuban tidak akan terganggung dengan ancaman-ancaman resesi. Tuban diyakini akan tetap mampu survive selama 2023, dan ekonomi akan tetap tumbuh. Kemiskinan juga turun. ‘’Untuk di daerah. Sepertinya dampak ekonomi global tidak terlalu parah. Berbeda dengan nasional yang akan berhadapan langsung dengan resesi ekonomi,’’ ujarnya.

Namun demikian, tegas Eko, tidak lantas pemerintah daerah diam saja. Ada beberapa syarat yang harus dijalankan agar masyarakat Tuban tetap survive. Satu di antara yang paling penting, yakni tidak boleh hanya bergantung pada sektor industri. Menurutnya, Tuban memiliki potensi ekonomi yang sangat kuat dan tidak terpengaruh dengan ekonomi gelobal, yakni sektor pertanian. ‘’Pertanian adalah kekuatan ekonomi yang tidak terpengaruh resesi. Untuk itu, potensi pertanian ini harus semakin dikuatkan lagi,’’ ujarnya.

Baca Juga :  Resolusi 2023 dan Harapan untuk Tuban

Merujuk pada data BPS 2021, lapangan usaha utama paling besar di Kota Legen adalah sektor pertanian, yakni sebanyak 39,43 persen, sedangkan industri hanya 20,73 persen. ‘’Dengan potensi agraris yang sebesar itu, sektor pertanian harus digarap secara serius oleh Pemkab Tuban,’’ tuturnya.

Kenapa sektor pertanian penting digarap secara serius, sebab meski menjadi lapangan pekerjaan paling besar, produk domestik regional bruto (PDRB) dari sektor pertanian masih rendah, hanya sekitar 19,84 persen. Masih kalah dengan sektor industri 48,80 persen dan sektor jasa 26,50 persen. Itulah sebabnya sektor pertanian harus ditingkatkan. ‘’(Sektor pertanian, Red) menjadi penting untuk ditingkatkan karena pertanian bisa menjadi solusi ketika sektor industri terdampak resesi,’’ jelas Eko.

- Advertisement -
Baca Juga :  Pemerintah Serap Dana Rp 6 Triliun dari Lelang Enam Seri SBSN

Sejauh ini, lanjut pejabat BPS yang pernah bertugas di Papua tersebut, Pemkab Tuban sudah bergerak meningkatkan potensi sektor pertanian. Namun, harus diakui belum optimal. ‘’Karena itu, penting untuk terus dioptimalkan dengan program-program yang konkret,’’ katanya.

Perihal upaya mengerek pertumbuhan ekonomi. Menurut Eko, sejauh ini upaya pemkab dalam meninggeliatkan ekonomi melalui gelaran event-event sudah tepat. Namun, segala upaya harus dilakukan secara konsisten. Tidak bisa hanya sekali. ‘’Semakin banyak event yang digelar, maka ekonomi akan turut bergerak,’’ ujarnya.

Seiring dengan transisi pandemi ke endemi dan dicabutkan kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Eko semakin optimis kegiatan ekonomi informal akan semakin bergeliat. Dengan begitu, kekhawatiran terhadap resesi ekonomi tidak akan terjadi di Tuban. ‘’Saya optimis ekonomi di Tuban tak terpengaruh resesi. Sebaliknya, ekonomi semakin tumbuh,’’ tandas alumnus Universitas Jember tersebut. (fud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img