27.6 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Harga Cabai Rawit Tembus Rp 70 Ribu Per Kg, Bawang Pun Tak Kunjung Turun

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Biasanya, pascalibur Natal dan tahun baru, harga bahan pokok di pasar tradisional kembali normal. Namun kali ini sebaliknya. Harga sebagian bahan pokok malah naik.

Rusminatun, salah satu pedagang sembako di Pasar Baru Tuban mengatakan, kenaikan harga bahan pokok sebelum libur Natal dan tahun baru sudah menjadi tradisi. Namun, biasanya berangsur turun selepas liburan.

‘’Tapi sekarang beda, ini sudah sepekan lebih (pascalibur tahun baru, Red) malah terus naik,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban yang juga mengaku heran dengan fenomena yang tidak biasa ini.

Diungkapkan Rusminatun, harga cabai rawit, misalnya. Sejauh ini trennya masih terus naik. Bahkan harganya jauh lebih mahal dibanding saat libur Natal dan tahun baru.

Jika sebelumnya harga berkisar Rp 40 ribu, kini semakin melejit hingga Rp 70 ribu per kilogram (kg). Pun dengan cabai biasa dan cabai keriting. Trennya juga masih naik.

‘’Intinya, dibanding sebelum atau saat libur Natal dan tahun baru, harganya lebih mahal,’’ katanya.

Baca Juga :  Luncurkan G20 Studies Center, Menko Airlangga: Wariskan Ilmu Pengetahuan

Selain cabai, harga bahan pokok yang juga masih terpantau tinggi, yakni bawang merah. Sampai saat ini masih dirata-rata harga Rp 32 ribu per kg.

‘’Belum ada tanda-tanda kembali normal,’’ terang dia.

Meski sebagai penjual, para pedagang juga merasa resah dengan masih tingginya sejumlah harga bahan pokok. Sebab, mahalnya harga juga berimbas pada penjualan.

‘’Mungkin banyak yang berpikir bahwa pedagang itu tinggal jual, tapi dengan harga mahal pendapatan kami juga berkurang. Dari yang biasanya banyak pembeli, sekarang berkurang drastis,’’ paparnya.

Sebab itulah, dia berharap harga-harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di Tuban kembali normal. Sehingga daya beli juga kembali normal.

‘’Kalau normal, semua jadi enak. Pedagang enak, pembeli juga enak,’’ jelasnya.

Sutrisno, pedagang lain juga mengungkapkan hal yang sama. Dia mengatakan bahwa fenomena harga-harga bahan pokok tahun ini sedikit berbeda dibanding tahun lalu. Yang bisanya setelah libur Natal dan tahun baru dengan cepat kembali normal, kini terkesan lambat.

Baca Juga :  Kunjungan Menteri Erick, BNI Amsterdam Tangkap Peluang Pasar Global

‘’Mungkin karena faktor cuaca, sehingga stok berkurang,’’ ujar pria yang menjual daging sapi tersebut.

Lalu bagaimana dengan harga daging, Sutrisno mengatakan, pasang-surut harga daging juga tidak jauh beda dengan bahan pokok lainnya.

‘’Harganya masih tinggi, antara Rp 112-114 ribu per kg, tapi trennya sudah menurun,’’ ujar dia.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Diskop UKM Perdag) Tuban Agus Wijaya mengatakan, salah satu penyebab utama harga bahan pokok seperti cabai dan bawang masih tinggi karena faktor cuaca.

‘’Tidak hanya di Tuban, di daerah lain juga sama, harga naik karena stok menipis,’’ katanya.

Dijelaskan dia, cuaca ekstrem yang berlangsung belakangan ini menyebabkan sebagian besar petani cabai gagal panen.

‘’Kalaupun panen, hasilnya juga tidak maksimal. Inilah yang menyebabkan stok menipis,’’ tandasnya. (zid/tok)

Radartuban.jawapos.com – Biasanya, pascalibur Natal dan tahun baru, harga bahan pokok di pasar tradisional kembali normal. Namun kali ini sebaliknya. Harga sebagian bahan pokok malah naik.

Rusminatun, salah satu pedagang sembako di Pasar Baru Tuban mengatakan, kenaikan harga bahan pokok sebelum libur Natal dan tahun baru sudah menjadi tradisi. Namun, biasanya berangsur turun selepas liburan.

‘’Tapi sekarang beda, ini sudah sepekan lebih (pascalibur tahun baru, Red) malah terus naik,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban yang juga mengaku heran dengan fenomena yang tidak biasa ini.

Diungkapkan Rusminatun, harga cabai rawit, misalnya. Sejauh ini trennya masih terus naik. Bahkan harganya jauh lebih mahal dibanding saat libur Natal dan tahun baru.

Jika sebelumnya harga berkisar Rp 40 ribu, kini semakin melejit hingga Rp 70 ribu per kilogram (kg). Pun dengan cabai biasa dan cabai keriting. Trennya juga masih naik.

- Advertisement -

‘’Intinya, dibanding sebelum atau saat libur Natal dan tahun baru, harganya lebih mahal,’’ katanya.

Baca Juga :  BPS RI: 147 Kabupaten/Kota Alami Kenaikan Harga Beras

Selain cabai, harga bahan pokok yang juga masih terpantau tinggi, yakni bawang merah. Sampai saat ini masih dirata-rata harga Rp 32 ribu per kg.

‘’Belum ada tanda-tanda kembali normal,’’ terang dia.

Meski sebagai penjual, para pedagang juga merasa resah dengan masih tingginya sejumlah harga bahan pokok. Sebab, mahalnya harga juga berimbas pada penjualan.

‘’Mungkin banyak yang berpikir bahwa pedagang itu tinggal jual, tapi dengan harga mahal pendapatan kami juga berkurang. Dari yang biasanya banyak pembeli, sekarang berkurang drastis,’’ paparnya.

Sebab itulah, dia berharap harga-harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di Tuban kembali normal. Sehingga daya beli juga kembali normal.

‘’Kalau normal, semua jadi enak. Pedagang enak, pembeli juga enak,’’ jelasnya.

Sutrisno, pedagang lain juga mengungkapkan hal yang sama. Dia mengatakan bahwa fenomena harga-harga bahan pokok tahun ini sedikit berbeda dibanding tahun lalu. Yang bisanya setelah libur Natal dan tahun baru dengan cepat kembali normal, kini terkesan lambat.

Baca Juga :  Bank Mandiri Puncaki Peringkat LinkedIn Top Companies 2023

‘’Mungkin karena faktor cuaca, sehingga stok berkurang,’’ ujar pria yang menjual daging sapi tersebut.

Lalu bagaimana dengan harga daging, Sutrisno mengatakan, pasang-surut harga daging juga tidak jauh beda dengan bahan pokok lainnya.

‘’Harganya masih tinggi, antara Rp 112-114 ribu per kg, tapi trennya sudah menurun,’’ ujar dia.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Diskop UKM Perdag) Tuban Agus Wijaya mengatakan, salah satu penyebab utama harga bahan pokok seperti cabai dan bawang masih tinggi karena faktor cuaca.

‘’Tidak hanya di Tuban, di daerah lain juga sama, harga naik karena stok menipis,’’ katanya.

Dijelaskan dia, cuaca ekstrem yang berlangsung belakangan ini menyebabkan sebagian besar petani cabai gagal panen.

‘’Kalaupun panen, hasilnya juga tidak maksimal. Inilah yang menyebabkan stok menipis,’’ tandasnya. (zid/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img