Radartuban.jawapos.com – Kendati tampak memaksa, perahu tembo ukuran panjang delapan meter, lebar satu setengah meter buatan Sujianto itu selama ini tetap diangkut menggunakan mobil pikap bak terbuka. Dikirimkan kepada para pembelinya via darat. Menyusuri jalan perkotaan, provinsi, hingga nasional.
Dimas Putra Pratama, anak Sujianto adalah kurir yang selalu mengantarakan perahu tradisional itu kepada para pembeli yang domisilinya di seputaran bantaran Bengawan Solo turut Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Lamongan, maupun Gresik.
Paling jauh, Dimas mengemukakan, pernah mengirimkan perahu tembo buatan bapaknya ke Jepara, Jawa Tengah. Di Kota Kartini itu, perahu tembo tidak digunakan pembeli untuk bernelayan, melainkan untuk meja restoran.
‘’Tentu, di jalan raya besar agak ketar-ketir akan ditilang polisi karena mungkin mobil pikap terbuka yang saya gunakan terkesan tidak tepat untuk mengangkut perahu tembo. Namun Alhamdulillah sejauh ini aman-aman saja. Tidak pernah ditilang,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (15/1).
Selain tidak pernah ditegur atau ditilang polisi, anak mbarep Sujianto itu meneruskan, dirinya juga tidak pernah mengalami kendala atau petaka serius ketika membawa perahu tembo dengan pikap bak terbuka itu kepada pembeli.
‘’Justru banyak cerita menariknya. Semisal, digoda pengendara jalan lain. Difoto-foto atau divideo. Istilahnya diviralkan karena memang mengangkut perahu menggunakan pikap bak terbuka ini tidak umum. Tak setiap hari dapat ditemui di jalanan,’’ tuturnya.
Lebih lanjut, pria kelahiran 2000 ini menyampaikan, berkomitmen mewarisi keahlian bapaknya dalam mebuat perahu tembo. Proses dasar membuat perahu temb0 seperti memotong kayu jati sesuai bentuk hingga merangkainya sudah dikuasai. Selebihnya, akan dipelajari terus menerus seiring jalannya waktu.
‘’Sementara ini, saya rutin membuat miniatur perahu tembo. Saya berharap membuat replika mini perahu tembo akan memudahkan saya membuat perahu tembo yang sesungguhnya kelak,’’ pungkasnya. (sab/tok)