Sensasi dingin dan berasap membuat jajanan ciki ngebul menarik perhatian anak-anak. Belakangan ini jajanan dengan nitrogen cair banyak dibicarakan lantaran menimbulkan kasus keracunan di beberapa wilayah. Apa yang menjadikannya berbahaya?
Nitrogen cair digunakan dalam pengolahan makanan dengan standar food grade. Penggunaannya sudah banyak dilakukan di restoran yang mengusung konsep molecular gastronomy. Misalnya, pada es krim agar cepat beku.
”Selama pengolahannya benar dan dilakukan oleh ahlinya sesuai prosedur, sebetulnya relatif aman dikonsumsi,” papar dr Ika Mariani Ratna Devi SpPD, spesialis penyakit dalam RS Mitra Keluarga Kenjeran.
Untuk menghasilkan asap, nitrogen harus dicairkan terlebih dahulu lewat proses pendinginan. Suhunya bisa sangat ekstrem hingga minus 199 derajat Celsius. Kondisi dingin yang ekstrem itulah yang merusak karena sifatnya iritatif.
”Jika masuk dalam tubuh, mulai rongga mulut sampai lambung itu bisa rusak, terutama mukosa karena mukosa itu kan halus,” terang dr Caesar Ayuda MKed Klin SpB.
Sifatnya mirip luka bakar.
”Suhu ekstrem dingin pun bisa menyebabkan luka bakar atau cold burn,” imbuh dokter spesialis bedah RS Petrokimia Gresik tersebut.
Perlu edukasi terkait tata cara mengonsumsinya. Tujuannya, masyarakat awam –terutama anakanak–tidak menganggap asap yang mengebul dari rongga mulut itu menarik.
”Harus ditunggu sampai asapnya berkurang, bahkan tidak ada sama sekali. Jadi, kondisi yang cair tadi sudah menguap menjadi gas lagi,” tegas dokter yang juga berpraktik di RS Grha Husada Gresik itu.
Karena itu, tidak semua anak yang mencoba jajanan ciki ngebul berakhir keracunan. Bisa jadi ada yang nitrogen cairnya sudah menghilang. Dengan demikian, tidak timbul keluhan saat dikonsumsi.
Cara pengolahan yang salah juga bisa menyisakan residu nitrogen cair. Yang akhirnya bisa mengiritasi saluran cerna.
”Kenapa bisa keracunan? Yang pertama, ada residu nitrogen cair atau tidak. Kedua, riwayat kesehatan mereka yang mengonsumsi bagaimana, mungkin ada yang punya bawaan asma. Ketiga, jumlah yang di konsumsi. Semakin banyak, efeknya juga semakin berat,” tambah dr Ika.
Tak hanya menyebabkan luka bakar atau cold burn pada jaringan kulit, tetapi juga rasa terbakar pada tenggorokan hingga kerusakan internal organ.
Menghirup uap asap nitrogen dalam jangka waktu yang lama juga dapat meng akibatkan kesulitan bernapas yang parah.
”Bisa terjadi perforasi, yakni berlubang saluran cernanya. Kalau yang bocor lambung, otomatis cairan lambung bisa keluar yang mengakibatkan keradangan pada dinding perut hingga berisiko merenggut nyawa,” urai dr Ika.
Jika sudah demikian, operasi jalan satu-satunya. Letak kebocorannya harus segera diidentifikasi. Karena itu, waspada jika muncul gejala seperti nyeri perut, mual, muntah, dan perut terasa begah. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan minuman hangat atau air putih.
Bila terindikasi mengonsumsi makanan yang mengandung nitrogen cair, segera periksakan supaya bisa diobservasi.
”Kalau terkena kulit, harus dicuci dengan air hangat supaya tidak semakin iritatif. Tidak perlu memaksakan anak memuntahkan kembali makanannya karena malah mengiritasi saluran cerna yang sudah dilewati,” tegasnya. (lai/c6/nor/JPG)