Radartuban.jawapos.com – Banjir di Desa Ngrayung, Kecamatan Plumpang sudah menjadi langganan. Saban hujan deras dengan durasi lama hampir pasti banjir. Yang paling sering merendam jalan di desa setempat.
Seperti Jumat (20/1) lalu, saat hujan deras selama satu jam lebih, bah setinggi paha orang dewasa meredam Jalan Raya Plumpang—Bojonegoro.
Dikonfirmasi perihal banjir yang sudah menjadi langganan tersebut, Camat Plumpang Asep Saefiyudin mengatakan, permasalahan banjir di Desa Ngrayung sudah dicarikan solusi.
Koordinasi dengan pihak Perhutani, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRPRKP) Tuban sudah pernah dilakukan.
‘’Hasilnya, solusinya harus dibangun cekdam di wilayah Perhutani,’’ katanya.
Namun, kapan rencana tersebut akan direalisasikan, pihaknya belum bisa memastikan.
Sementara itu, Kepala BPBD Tuban Sudarmaji mengatakan, air bah yang turun dari gunung di Desa Ngrayung memang sudah menjadi problem lama. Bahkan beberapa sempat merendam rumah dan bangunan sekolah di desa setempat.
‘’Setiap musim hujan dan banjir, SDN Ngrayung pasti kebanjiran,’’ ujarnya merujuk pengalaman yang lalu.
Sekarang bangunan pagar SD sudah diperkuat, sehingga banjir tidak lagi masuk ke sekolah.
Diakui Darmaji, solusi mengatasi banjir di Desas Ngrayung memang idealnya dibangun dam. Masalahnya, pembangunan dam itu berada di lokasi lahan milik Perhutani, sehingga harus ada persetujuan dari pihak Perhutani.
‘’Dam memang perlu karena di atas pegunungan ada sungai kecil yang selama ini air hujan mengalir di sungai itu. Dan ketika debit air besar, maka air meluber dan mengarah ke jalan raya,’’ jelas dia. (fud/tok)