Radartuban.jawapos.com – Kamis (26/1) pagi masyarakat Desa Kenanti, Kecamatan Tambakboyo heboh. Pemicunya, air di salah satu sumur warga berubah merah.
Diketahui, sumur terletak di kawasan permukiman RT 5 RW 1 desa setempat itu milik warga bernama Yuswoto. Begitu mendapati air sumurnya berwarna merah, dia langsung melapor ke pihak desa. Selanjutnya, diteruskan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Tuban.
Selang satu jam pascalaporan diterima, beberapa personel DLHP Tuban mendatangi sumur tersebut. Meninjau lokasi dan mengambil sampel air sumur berwarna merah itu.
‘’Saat ini air sumur berwarna merah ini telah masuk laboratorium,’’ ujar Kepala DLHP Tuban Bambang Irawan melalui Kepala Bidang Tata lingkungan, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLHP Tuban Juli Wibowo kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (26/1).
Ditanya seperti apa dugaan sementara terkait air sumur berwarna tak lazim itu, Juli belum bisa mengemukakan.
Pejabat asal Kudus, Jawa Tengah ini hanya menuturkan bahwa misteri mengenai air sumur berwarna merah akan terungkap ketika sampelnya selesai diuji di laboratorium.
‘’Untuk pastinya kenapa dan mengapa, harap ditunggu. Begitu uji laboratoriumnya selesai, akan kami sampaikan,’’ tutur pejabat kelahiran 13 Juli 1969 itu.
Ditanya lebih spesifik apakah air sumur berwarna merah ini akibat pencemaran, mantan Kepala Bidang Air Minum dan Sanitasi Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (PRKP) Tuban ini enggan berspekulasi. Dia kekeuh memberi jawaban yang sama, yakni menuggu hasil uji sampel di laboratorium.
Pejabat berkantor di DLHP Tuban Jalan Veteran ini menyebut, pihaknya benar-benar tidak bisa menjustifikasi suatu fenomena alam tanpa penelitian atau kajian ilmiah.
Juli melanjutkan, pengujian sampel air berwarna merah dari sumur Yuswoto yang kini berlangsung di laboratorium tidak akan berlangsung lama.
‘’Dalam waktu dekat akan rampung,’’ tandasnya.
Terpisah, Camat Tambakboyo Ari Wibowo Waspodo juga mengaku belum tahu menahu mengenai sebab-musabab air sumur berwarna merah di wilayah administratifnya tersebut. Dia
juga enggan berspekulasi.
‘’Kami masih menunggu hasil uji laboratoriumnya seperti apa,’’ tuturnya.
Camat yang karib disapa Ari itu berharap, air sumur berwarna janggal ini fenomena alam biasa. Tidak ada kaitannya dengan pencemaran atau hal-hal destruktif lain.
Saat ini, alumni Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) itu meneruskan, pihaknya telah melarang Yuswoto menggunakan air sumur berwarna merah di sumur miliknya. Juga berlaku untuk warga lain. Terkait kebutuhan air warganya, sementara dipenuhi tetangga.
‘’Air sumur berwarna merah hanya terjadi di sumur Yuswoto saja. Sumur-sumur yang lain tidak,’’ ungkapnya. (sab/tok)
Ulasan Selengkapnya Baca di Radar Tuban versi Cetak edisi Jumat (27/1).