PENGAKTIFAN Jembatan Glendeng untuk kendaraan roda empat sudah ditunggu masyarakat. Namun, sejauh ini operasional jembatan yang menghubungkan wilayah Kabupaten Tuban dan Bojonegoro tersebut masih menunggu waktu yang tepat sambil memastikan konstruksi jembatan layak dilintasi kendaraan roda empat.
Kepada Jawa Pos Radar Tuban, Adam, salah satu warga Kecamatan Soko mengaku sudah tak sabar menunggu Jembatan Glendeng dibuka untuk mobil. Maklum, lebih dari setahun sejak jembatan yang melintas di atas Bengawan Solo tersebut rusak, warga terpaksa harus memutar ketika hendak ke Bojonegoro maupun Tuban. Jaraknya pun cukup jauh. ‘’Selain memakan waktu cukup lama juga menguras BBM. Padahal, kalau lewat Glendeng hanya sekitar 15 menit saja sudah sampai Bojonegoro,’’ terang pria yang tinggal di pusat kota Kecamatan Soko itu.
Adam mengungkapkan, jika dilihat dari fisik jembatan pasca diperbaiki, sebenarnya sudah selesai dikerjakan seratus persen. Namun, entah menunggu apa sampai saat ini baru diaktifkan untuk kendaraan roda dua saja. ‘’Semakin cepat (dibuka, Red) semakin baik. Masyarakat sudah tak sabar,’’ kata dia berharap.
Adam mengemukakan, selama jembatan yang dibangun era kolonial Belanda itu ditutup pada akhir 2020 lalu menyusul amblesnya posisi jembatan di sisi utara (wilayah Tuban), laju perekonomian Tuban-Bojonegoro sangat terhambat. Kegiatan ekonomi dua kabupaten tersebut seperti terisolir. Hubungan dua kabupaten yang bertetangga dekat itu pun seakan sangat jauh. Untuk sampai ke Bojonegoro dengan kendaraan roda empat harus memutar hingga belasan kilometer. Sebaliknya, warga Bojonegoro yang berada di sepanjang jalur Glendeng juga harus menempuh jarak yang sama untuk tiba di Tuban. ‘’Karena harus memutar, cost (biaya) yang dikeluarkan juga membengkak,’’ tuturnya.
Kepala Dinas PUPR PRKP Tuban Agung Supriyadi mengatakan, sebenarnya secara struktur bangunan jembatan sisi utara yang diperbaiki sudah bisa diaktifkan secara normal. Namun, ada bentangan atau struktur bagian bawah yang menopang jembatan di sisi selatan (wilayah Bojonegoro) sedikit renggang. Karena itu, untuk memastikan apakan aman atau tidak harus dicek lebih dulu oleh tim ahli. ‘’(Kondisi bentangan jembatan, Red) Sudah kami laporkan ke Bina Marga Provinsi dan Jumat (21/1) lalu sudah dicek di lapangan. Hasilnya, dinilai masih cukup aman untuk dilintasi,’’ kata dia.
Hanya saja, terang Agung, renggangnya bentangan jembatan di sisi selatan tetap harus diwaspadai. ‘’Bina Marga provinsi sudah langsung mengusulkan anggaran perawatan, sehingga nantinya segera dilakukan perawatan,’’ jelas mantan kabag pengadaan barang/jasa dan administrasi pembangunan sekretariat daerah (setda) itu.
Karena sudah dinyatakan aman, lanjut Agung, jembatan segera diaktifkan penuh untuk kendaraan roda dua dan roda empat. ‘’Secepatnya,’’ tandas dia. (tok/ds)